Di sini aku mau cerita sedikit. Sekitar 2 atau 3 minggu sebelum bulan Ramadhan lalu ibu mertuaku mengeluh sakit maag, mual ingin muntah, tidak selera makan, dadanya terasa panas dan nafas agak sesak. Keadaan seperti itu dirasa sudah semingguan, diberi obat maag biasa, gejala tersebut tidak juga hilang. Akhirnya karena udah lemas dibawalah ke klinik dekat rumah dengan keluhan maag, asam lambung. Gejala berkurang, dan kami bawa pulang namun hanya selang dua tiga hari keluhan itu kembali muncul, akhirnya bolak balik ke klinik, bahkan sampai dirawat inap sekitar 2 mingguan, kemudian dibawa pulang. Tetapi tidak ada kemajuan yang signifikan.
Suamiku jadi kepikiran, coba cek gula darah. Aku pinjam cek gula darah mandiri punya kakakku, aku coba cek. Aku kaget angka tidak muncul, high. Takut salah aku ulang kembali kadar gula diangka 600 . Tidak mungkin dong beli obat sendiri. Karena takut salah akhirnya panggil dokter dekat rumah, biar dia bisa menyarankan berobat kemana. Ketika dokter periksa hasil sama, dan menyarankan langsung dibawa ke RSUD. Dia bilang ini sebenarnya bukan murni sakit maag, tapi gastroparesis diabetik, gangguan pencernaan akibat hiperglikemik.
Akhirnya kami bawa ibu ke RSUD sempat bolak balik dirawat disana. Namun Takdir berkehendak lain ibu wafat 3 hari menjelang lebaran. Sedih banget, ada penyesalan di hati kenapa gak diperiksa darah sejak awal, dan merasa yakin bahwa itu murni sakit maag. Tapi semua sudah terjadi, kita hanya berusaha dan mengambil pelajaran dari keadaan. Semoga Allah memberikan ibu tempat terbaik disisiNya mengampuni khilafnya, dan mendapatkan surganya Allah.Aamiin.
Ya, meskipun sering diabaikan, hiperglikemia tidak hanya ditandai dengan rasa haus dan buang air kecil berlebihan. Pada beberapa kasus, kondisi ini dapat memicu gejala yang mirip dengan maag, sehingga membuat banyak orang keliru mendiagnosis diri mereka sendiri.
***
Berdasarkan penjelasan dokter, aku jadi banyak-banyak baca soal gejala maag dan gula darah. Khawatir juga karena ada keturunan diabetes dulu ibuku juga wafat selain faktor usia yang hampir 80 tahun, juga karena diabetes.
Apa Hubungan Gula Darah Tinggi dengan Maag?
Hubungan antara gula darah tinggi dan maag dapat dijelaskan melalui beberapa kondisi:
Gula Darah Tinggi dan Gejala Maag atau GERD : Kadar gula darah yang tinggi atau hiperglikemia dapat mempengaruhi fungsi pencernaan, terutama ketika berhubungan dengan masalah seperti GERD atau Maag. Penderita diabetes tipe 1 atau tipe 2 sering mengalami fluktuasi kadar gula darah yang signifikan, yang dapat memperlambat pengosongan lambung. Ketika makanan tidak diproses dengan cepat dan efisien, ini dapat menyebabkan gejala seperti perut kembung, rasa penuh cepat, dan naiknya asam lambung ke kerongkongan (refluks asam).
Gastroparesis Diabetik: Diabetes, terutama yang tidak terkontrol dengan baik, dapat menyebabkan kerusakan saraf, termasuk saraf yang mengendalikan pergerakan pencernaan. Kerusakan ini dapat memperlambat atau menghentikan pergerakan makanan di lambung, sehingga menumpuk dan menyebabkan berbagai gejala seperti mual, muntah, kembung, dan rasa kenyang lebih cepat saat makan. Kondisi ini dikenal sebagai gastroparesis diabetik.
Peningkatan Asam Lambung:Kadar gula darah tinggi dapat memicu perasaan cemas, pelepasan hormon stres, seperti glukagon, yang dapat meningkatkan produksi asam lambung. Asam lambung berlebihan ini dapat mengiritasi lapisan lambung dan kerongkongan, sehingga menimbulkan gejala maag seperti nyeri ulu hati, heartburn, dan sensasi asam lambung naik.
Gejala Hiperglikemia yang Mirip Maag:
Mual dan muntah
Nyeri ulu hati
Perut kembung
Rasa kenyang lebih cepat saat makan
Hilang nafsu makan
Penurunan berat badan
Kelelahan
Membedakan Hiperglikemia dan Maag:
Meskipun memiliki gejala yang mirip, ada beberapa perbedaan yang dapat membedakan antara hiperglikemia dan maag:
Riwayat Diabetes: Jika memiliki riwayat diabetes, atau jika memiliki faktor risiko diabetes seperti obesitas, gaya hidup tidak sehat, atau riwayat keluarga diabetes, maka kemungkinan hiperglikemia sebagai penyebab gejalanya lebih tinggi.
Pemicu Gejala: Gejala hiperglikemia biasanya muncul setelah makan, terutama makanan tinggi karbohidrat. Sedangkan gejala maag dapat muncul kapan saja, termasuk saat perut kosong.
Gejala Lain: Hiperglikemia juga dapat disertai dengan gejala lain seperti rasa haus berlebihan, buang air kecil berlebihan, kelelahan ekstrim, dan penglihatan kabur.
Menurutku selain menjaga kesehatan, tidak makan makanan manis dan berkalori tinggi, perlu bagi kita melakukan pemeriksaan rutin terutama bagi kita yang punya faktor resiko. Pemeriksaan rutin penting sebagai pengontrol, bukan maksud self diagnosis atau mengobati sendiri.Kita wajib punya alat cek gula darah dirumah, dengan begitu bisa mendeteksi dan mengontrol dari awal. Seperti yang kami alami mengira itu maag/gerd ternyata hiperglikemik. Semoga kita selalu mawas diri untuk menjaga kesehatan, tidak tergoda untuk makan-makanan tinggi kalori terlalu sering, tepung-tepungan,gorengan, dll.
Kadang-kadang, hiperglikemia bisa menyamar sebagai penyakit lain, seperti maag. Hal ini bisa membahayakan karena dapat menunda diagnosis dan pengobatan yang tepat.
BalasHapusDengan diagnosis dan pengobatan yang tepat, hiperglikemia dapat dikendalikan dan komplikasi serius dapat dicegah.
Wah baru tau ternyata diabetes juga bisa bergejala seperti maag ya. Btw, turut berduka cita atas berpulangnya ibu mertua
BalasHapusMakasih atas tulisannya jadi aware banget sih apalagi beberapa saudara memang ada yang kadar gulanya tinggi
BalasHapusTurut berduka cita, Mbak. Saya punya alat ukur ini di rumah. Karena alm papah mertua kan juga diabetes. Tapi, saya baru tau nih yang tentang menyamar jadi maag. Jadi harus semakin waspada. Terima kasih infonya
BalasHapusEmang agak mirip ya gejala hiperglikemia dan maag. Jadi harus lebih aware juga, dengan pemeriksaan rutin apalagi yang punya faktor risiko kan. Jangan sampe self diagnosis deh.
BalasHapusMenurut aku sama nih, pengecekan rutin itu penting supaya bisa mengawasi kadar gula yang ada di tubuh kita. Apalagi memang yang punya riwayat keluarganya penderita diabetes juga. Alatnya berarti dijual bebas yaa.
BalasHapusKadar gula darah yang berlebihan itu sungguh sangat membahayakan dan sekarang jadi sangat menakutkan ya. Banyak pasien yg sakit komplikasi karena awalnya dari kadar gula yang tinggi itu tadi
BalasHapusWuaduh, emang gawat ya klo penyakit ada punya kemiripan gejala kekgini. Bisa salah penanganan.
BalasHapusTurut berduka cita atas berpulangnya ibu mertua ya, Mbak. Duh ternyata segitunya ngerinya gula dalam darah. Bahkan gejalanya pun bisa serupa dengan maag alias asam lambung naik. Nampaknya medical check up rutin tuh penting, apalagi yang punya risiko. Selain jaga kesehatan dan kebiasaan makan.
BalasHapusYa Allah, tinggi banget kadar gula darah bumer, Mbak. Jadi kepikiran buat beli alat cek gula darah juga buat di rumah, biar lebih terpantau.
BalasHapusWah wah bisa ya gejalanya kayak jadi sakit maag. Aku baru tahu. Dulu alm. bapak kalo gula darahnya tinggi, dia pasti lemes dan pusing. Ternyata bisa juga kayak sakit maag. Kudu diwaspadai nih.
BalasHapusmba turut berduka cita atas berpulangnya ibu mertua, dengan artikelmu ini aku jadi belajar lagi tentang penyakit akibat dari gula dalam darah yang tinggi, makasi ya mba
BalasHapusAKu turut berduka cota ya mak :( Ternyata ada perbedeaan signifikan antara diabetes dan maag. Ya waupun sekilas masyarakat awam tahunya paling sedikit saja, termasuk aku. Cek gula darah ternyata mesti dilakukan berkala. Jangan lengah ya..apalagi soal kebiasaan makan, kudu dijaga baik2 serta olahraga yang sesuai dengan kebutuhan tubuh kita.
BalasHapusMbaa, aku baru ngeh kalau teryata hiperglekimia ini menyamar seperti maag :(. Semoga kita juga harus rutin memeriksakan kesehatan ya. Dan jadi aware sehingga tidak berdampak parah. Duka mendalam untuk ibunda ya Mba. Semoga Allah tempatkan beliau disisiNya. Aamiin
BalasHapusWah,baru tau mbak info ini. sekarang penyakit bisa macam-macam gini ya,saling berhubungan satu sama lain. Apalagi kalo gejalanya mirip,kadang kita asal minum obat padahal beda penyakit ya mbk
BalasHapusTernyata hiperglikemia ada hubungannya dengan diabetes ya,,pengetahuan baru nih buat saya
BalasHapuswah ternyata gula darah juga bisa menyamar jadi penyakit maag ya. memang seharusnya kita benar-benar menjaga pola makan ya agar tidak terkena gula darah ini
BalasHapusInna lillahi wa inna lillahi raji'un
BalasHapusTurut berduka cita atas Ibunda tercinta yaa, kak.
In syaa Allaah tulisannya menjadi jariyah karena memberikan informasi yang bisa membuat pembaca aware mengenai Hiperglikemia dari mulai ciri-cirinya hingga diagnosis yang harus ditegakkan dengan penelitian secara lengkap di klinik atau rumah sakit agar mendapatkan treatment yang tepat.
Wah makasih banget sharingnya, mba.. bermanfaat banget ini. Jadi bisa lebih aware lagi ama gula darah ya. Soalnya gejalanya emang sama persis ama maag yaa
BalasHapusBerarti kalau ada gejala seperti mag, jangan anggap begitu dulu ya. Kudu diteliti lebih lanjut, karena bisa saja malah gula darahny yang lagi up
BalasHapusKeluargaku tuh pabrik gula kalau kita bilangnya, karena di keluarga papaku rata-rata pada punya diabetes. Terus mamahku juga kemarin komplikasi karena diabetes, jadi harus extra banget ini aku menjaga asupan.
BalasHapusTurut berduka cita ya mak, semoga dilapangkan kuburnya dan diampuni segala dosanya. Btw gula dalam darah itu ternyata gitu yah, harus rajin cek ya biar terkontrol.
BalasHapusPertama tama,
BalasHapusTurut berduka cita untuk almarhumah ibu mertua nya ya mbak
Saya juga turut merasakan kejadian yang hampir serupa tapi tak sama, kehilangan ibu mertua secara tiba tiba setelah tidak sadarkan diri, dan ada kaitannya dengan gula darah tinggi
Dari kejadian itu, kami, aku dan suami lebih aware lagi dengan cek kesehatan
Selain biasa tensi, kalau tubuh udah ga begitu enakan, langsung cek gula darah, kolesterol,dan asam urat ke apotek
Tapi sepertinya perlu beli alatnya sendiri untuk di rumah deh
Mba, ngeri banget rupanya hiperglikemia yang samar jadi maag ðŸ˜.
BalasHapusMemang mesti standby alat-alat kesehatan buat ngecek dan berjaga-jaga jadi kitanya bisa kontrol asupan makanan serta menerapkan pola hidup sehat.
Ada kaitannya yaa ternyata. Penting banget mulai sekarang jaga apa aja yang dimakan dan diminum. Terutama es teh manis nih, hits banget kalau lagi panas terik siang. Padahal kandungan gulanya banyak. Mesti aware juga cek kesehatan, setidaknya tetap sedia alat cek gula darah.
BalasHapusMbak turut prihatin atas apa yang dialami oleh ibu mertuanya ya. Baru tahu juga mengenai kasus begini, saat kita tanpa sadar gula darah tinggi, eh nyaru jadi gejala lain yaa.
BalasHapusMakanya di usia seperti kita sekarang memang sudah waktunya memperhatikan asupan makanan yang kita konsumsi ya, terutama mengurangi makanan tinggi gula supaya senantiasa sehat.
Nah, walaupun medical checkup itu memang penting untuk tau resiko penyakit sebelum penyakit itu datang, memang jarang banget yang udah periksa rutin gitu sih. Eh, gak mesti medical checkup juga sih ya untuk cek kadar gula darah mah, sekarang udah ada alat yang bisa dibeli untuk di rumah juga.
BalasHapusTapi ya gitu ya, kadang kita gak aware karena ya ngerasa sehat2 aja, jadi kelewat untuk periksa rutin gitu. Duh, aku jadi sedih juga baca cerita awal deh. Bener2 mirip banget sih ya gejalanya sama maag, jadi wajar banget kalau menyangka itu maag, huhu. Turut berduka ya mbaakk :(
Turut prihatin ya mba.
BalasHapusDuh aku baru tahu soal ini. Gejalanya sama kayak maag ya. Jadi gejala apa pun yang dirasakan kita gak boleh sepelein. Harus lebih care sama badan. Makasii banyak sudah share ya mba