Menjadi ibu yang juga bekerja terkadang ada timbul perasaan bersalah atau semacam dilema. Perasaan ingin selalu dekat dengan anak tapi ada tanggungjawab pekerjaan yang harus di lakukan. 8 Jam berada di luar otomatis mengurangi waktu bersama anak, pasti ada kekhawatiran dihati kalau-kalau anak justru merasa jauh dengan kita tapi dekat sama yang mengasuhnya ntah itu keluarga atau yang lainnya.
Kalau kata suami ku , ya gak apa kalau anak dekat sama simbahnya atau om nya, toh keluarga sendiri, kecuali orang lain. Iya sih ada benarnya juga. Tapi aku sama sekali gak ada niatan untuk menjauhkan anak dari keluarga nya, hanya berfikir bagaimana anak menjadi dekat dengan kita walau akrab dan dekat dengan keluarga yang lainnya.
Anak memiliki waktu hanya.disiang hari, saat malam kita hanya butuh waktu sedikit untuk bersama nya menjelang tidur . Keesokan paginya kita juga punya waktu sedikit menjelang berangkat ke kantor. Jadi wajar saja kekhawatiran itu timbul. Apalagi anak masih balita, ia akan merasa dekat sama orang yang selalu ada untuknya. Apakah teman-teman yang bekerja juga merasakan hal yang sama?
Akhirnya aku berkomitmen bagaimana memaksimalkan waktu bersamanya. Jadi melebihkan kualitas dibanding kuantitas. Berikut beberapa hal yang aku lakukan untuk bisa dekat dengan anak, walau siang harus bekerja.
Pagi Hari:
Saat pagi adalah saat yang paling sibuk dirumah. Beres-beres, menyiapkan sarapan , dan lainnya. Tapi sesempatnya aku yang memandikan, memakaikan baju dan menyuapinya saat sarapan. Ya, kegiatan itu ada kontak fisik antara aku dan dia. Saat mandi bisa bernyanyi bersama, main air, atau sambil bermain tebak-tebakan. Bisa juga ngitik-ngitik dia bikin dia ketawa lucu. Disini ada peran suami juga, kalau kepepet waktu alias kesiangan kami jadi berbagi tugas. Aku yang mandikan , suami yang makaikan baju, aku menyuapi. Atau kalau anaknya gak mau, kadang pake milih mau diladeni sama siapa, sesekali suami yang didapat jagain tempe goreng biar gak gosong. Soalnya anak seusianya suka suka aja, “mau mandi sama ayah, nanti umi yang pakekan baju” duh,.kadang dia bisa jadi bos kapan aja hehehe.
Siang hari :
Jika ada waktu atau jam istirahat kantor, sesekali pulang ketempat simbahnya melihat nya sebentar. Jika belum makan ya aku kembali menyuapinya, ya sedikit bercanda atau main sebentar. Rumah mertua dan kantor tidak dekat tak pula jauh, 10 menit naik motor. Tidak setiap hari sih, kadang kalau banyak kerja aku tetap dikantor.
Malam :
Sore hari menjelang malam dia tidur , juga tidak banyak waktu. Biasanya dia pulang sudah mandi, sudah bersih dan wangi. Selepas sholat Maghrib biasanya aku kembali menyuapinya saat makan malam. Punya waktu sekitar tiga jam untuk bersamanya. Bisanya dia tidur sekitar pukul 21.30 atau kalau lagi heboh atau kebanyakan tidur siang bisa tidur jam 22.00. Tiga jam lumayan banyak ya, biasanya malah dia yang ngajak main, mainan Lego, main robot-robotan, menemani nonton kartun Tayo kesukaannya, Pillow Talk bertiga sama suami, isinya cuma main tebak-tebakan yang meng edukasi menambah wawasan , juga mengajarkannya do’a dan surat pendek Alquran.
Pastikan mengantarkan nya hingga terlelap. Saat akan tidur aku menemaninya. Disitu menurutku saat terdekat dengannya , kita mengelus, puk-puk agar iya tertidur sambil membaca sholawat, ah ..rasanya bahagia banget. Sentuhan fisik itu membuat anak merasa dekat banget dengan kita. Ya, namanya anak-anak pastinya suka ditemani ibunya, ya minta di kipasin, minta garukin punggung, malah merengek agar kita deket dia. Kadang akal ada sih ..saya meminta suami untuk menidurkan anak, karena ada pekerjaan lain. Tapi setelah anak tidur, eh kok ada rasa sesal ada waktu yang terbuang untuk bersamanya, nyium saat anak tidur kok rasanya percuma, karena dia gak merasakan nya.
Saat libur biasanya aku dirumah saja, dan anak tentu gak dianter tempat simbahnya. Nah disitu biasanya aku puas-puasin main bareng dia, dan sudah disiapkan misalnya malam aku nyuci, pagi-pagi udah masak, jadi aku lebih fokus ke dia, nggak sambil masak atau nyuci-nyuci atau beres-beres. Anak ku tipe pecicilan dan gak bisa diam jadi harus fokus nge jaganya.
Ini adalah caraku untuk bisa dekat dengan anak walau bekerja. Cara ini tentu cocok buat aku atau teman-teman yang punya jam kerja normal, tentu berbeda banget buat teman-teman yang punya waktu kerja tidak tetap, bahkan yang berprofesi benar-benar jadi wanita karir. Dimana saat pulang kerja terkadang anak sudah tidur, dan besok kembali kerja ketika anak masih tidur, atau tak punya waktu melayani mereka sebelum berangkat kerja. Tapi bagaimanapun sibuknya pasti setiap ibu punya cara sendiri untuk menjalin kedekatan atau meningkatkan bonding dengan anak, misalnya memaksimalkan nya pada saat-saat libur atau dengan cara yang lainnnya, sesuai kebiasaan keluarga.
Bersyukur lah bagi yang bisa dirumah dekat anak selalu. Mensyukuri bukan pula menyalahkan ibu pekerja yang tega meitipkan anaknya, karena yang paling tahu kondisi keluarga adalah masing-masing pihak dan pastinya punya cara untuk menjalin keakraban dengan anggota keluarga, termasuk anak sendiri. Tak berhak menilai atau menduga-duga tentang keadaan orang lain yang mungkin justru keadaan dia jauh lebih baik dibanding kita sendiri.
Saya selalu salut dengan ibu yang bekerja dan selalu memiliki quality time bersama anak2. Kebayang deh urusan kerjaan dan rumah tangga. Sehat-sehat yang mbak Nova dan keluarga.
BalasHapusBener, bersyukurlah para ibu yang ga bekerja diluar rumah, bisa banyak waktu sama anak. Saya kadang suka sedih huhuhuh
BalasHapusSelalu suka baca cerita ceritanya mba Nova. Ada pelajaran yg bisa aku ambil. Keep inspire mba
BalasHapusWah, bener banget ya kak... Jadi it tuh berkah bisa mengurus anak dengan baik
BalasHapusjadi rindu masa kecil hehe.. sekarang ketemu orang tua kalau pulang kuliah, itu pun waktunya sebentar.
BalasHapusCara untuk memaksimalkan kedekatan dengan keluarga memang harus pandai dilakukan yah agar momen tersebut tetap melekat dan wajib banget menyiapkan waktu
BalasHapusYap bener banget mba, jika kita tidak bisa memberikan perhatian dengan kuantitas, maka bisa dengan kualitas. Jadi setiap anak menghabiskan waktu dengan kita, sekalipun hanya sebentar tapi tetep berasa banget, soalnya dalam memghabiskan waktu diisi dengan segala kegiatan yg memiliki kualitas kehangatan. Semangat terus mba..
BalasHapusSama mba kadang kalau kangen suka melow sndiri kangen boundingnya
BalasHapusAku dapet poinnya. Kondisi setiap wanita berbeda ya. Memutuskan untuk berada di rumah agar bisa memaksimalkan waktu bersama keluarga itu bagus. Terpaksa bekerja di luar rumah dan tetap berusaha quality time dengan keluarga meski di malam hari dan akhir pekan juga bukan pilihan yang salah. So, keep be strong Mom!
BalasHapusBener banget mba. Saya pun begitu. Walaupun saya freelancer yang kerjanya dari rumah, ada masanya saya sukut ngurusin si kakak sesiangan. Jadi seringnya dititip juga ke rumah bundo saya.
BalasHapusSetiap keluarga itu berbeda memang. Jadi nggak perlu si A merasa lebih benar dan baik daripada si B ya mba.
Aku sependapat dengan endingnya bahwa kita jangan menghakimi ibu yang bekerja. Bagaimanapun yang tahu kondisi keluarganya ya yang menjalaninya itu sendiri. Yg penting sebisa mungkin si ibu tetap mengurus dan memperhatikan anaknya.
BalasHapusYang penting lg seusia mereka bounding yang maksimal biar tumbuh kembang anak2 sempurna y mba
BalasHapusHmmm.
BalasHapusSampai kehabisan kata-kata mau komentar apa.
Itu dari segi mengurus anak aja pake time management ya. Ternyata time management enggak cuma dipakai ketika melakukan pekerjaan dan utk diri sendiri, tapi juga dipakai utk mengurus anak. Okedeh.
Wahh,, bisa jadi strategi ini buat pasangan yang bekerja tapi tetap ingin perhatian ke anak. Terkadang cari trik yang pas itu yang bingung.
BalasHapusYang penting kualitas bukan kuantitas ya kak, moga bagi bunda yg terpaksa harus bekerja meninggalkan anak bisa selalu mendapat kualitas waktu bersama buah hati ya
BalasHapusBondingnya erat banget ya kalau bisa manajemen waktu begitu. Si anak jadi bahagia terus
BalasHapusiya juga ya mbak, malam-malam itu bagusnya kita mengantarkan anak sampai tidur, aaaaaaaa....syahdu deh. pasti si anak senang, kita juga jadi bahagia
BalasHapussepertinya nanti aku akan jadi ibu pekerja juga mbak
BalasHapussudah membayangkan ini itu kalau nanti punya anak
Inshaa Allah hampir persis sama dengan mbak Nova
huhuuu gemes aku mbayanginnya
hahaha
Yg Penting emang kualitas daripada kuantitas.. kebetulan Tanteku jg wanita pekerja.. tapi aku tetap salut. Sama seperti mb nova.. yg memanej waktinya sedemikian Rupa biar bisa dekat selalu dengan anak
BalasHapusMe time bersama anak tentunya adalah saat2 yang menyenangkan ya mbak, kl udah gede bahkan menikah tentunya mereka bersama keluarganya dan jika masa kanak2 nya lewat begitu aja tanpa kita dekat dan bermain dgn nya tentunya akan sangat disayangkan krn masa itu gak akan bakal terulang
BalasHapusWah mbak Nova tips nya boleh banget nih dicontek oleh para ibu bekerja. Tapi kalo dari sepenglihatan aku, anak yang ibunya bekerja belum tentu ngga deket sama ibunya yaaa. Malah mereka cenderung nempel bgt sama mamanya, pas mamanya pulang kerjaaa.. hihihi
BalasHapus