Semenjak Hamid senang menonton film kartun , saya jadi terpaksa ikut- ikutan menikmati jalan cerita nya apalagi kalau Hamid sudah teriak gak usah ganti channel. Karena ikut menonton, saya jadi ikut hafal karena berulang-ulang diputar. Sebut saja Masha & the Beard, Tayo, Robocar Poly, Shimmer & Shine, Cloud Bread dll.Ternyata menonton film kartun yang tepat bisa memberikan dampak positif pada anak.
Namun sebelum menonton ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar anak dapat menyerap nilai positif dari apa yang dia tonton:
Pastikan anak tidak menonton film kartun jahil. Sedikit banyak anak tak hanya menyerap kata-kata dari film kartun tapi juga tindakan. Bebrapa film kartun memang terkesan lucu tapi kok seperti mengajarkan kejahilan kepada anak secara tidak langsung. Tom & Jerry adalah film kartun lucu yang sejak aku hamil Hamid sudah ogah banget nonton film kartun ini, ya rada parno aja takut anak ku jadi suka isengin orang, jahil gitu lah hahhaha. Sekarang apalagi, karena gak dibiasakankan Hamid juga ternyata gak doyan , setiap ada tom & jerry biasanya ganti channel. Oscar si cicak gurun dengan teman-temannya, aku merasa kartun itu malah cocok kalau di kasih judul “penderitaan tiada akhir”, perasaan tuh cicak gak pernah bahagia apa yang dia mau selalu digagalkan teman-temannya, yang jahat. Sound kartun Oscar juga terlalu menggebu-gebu , sport jantung menegangkan jadi menurutku gak bagus buat psikologis anak.
Pastikan bukan film kartun dewasa. Tidak semua film kartun untuk anak-anak, ternyata ada beberapa film kartun yang ternyata cerita dewasa. Ada film kartun lama aku lupa judulnya, tapi kadang ada diputar jadi ceritanya ada wanita raksasa tubuh nya besar mencari suami. Para lelaki jika bertemu dia biasanya langsung lari ngumpet, karena bakalan digendong dibawa pulang secara agresif sambil dicium-cium, apalagi siwanita mengejar dengan senapan panjang. Kok di putar di channel buat kartun anak ya? Aku lihat keningnya Hamid berkerut hahahaha tentu saja dia gak mengerti melihat jalan cerita begitu ya sudah cari film kartun yang lain. Aku rasa banyak kartun yang lain yang ternyata memiliki cerita dewasa, seperti Shincan misalnya yang ternyata ada beberapa dialog yang gak bagus untuk anak.
Pastikan didampingi, ajak anak bicara jangan biarkan anak hanya terpaku dan menonton saja. Dengan anak dajak bicara artinya melatih anak berbicara dengan komunikasi dua arah. Misalnya kita bisa bertanya tentang film kartun yang dia tonton, menanyakan siapa nama tokoh kartun, bagaimana jalan ceritanya dll. Jika anak dibiarkan terpaku, mungkin dia menyimak dan paham tapi tetap saja itu sebuah komunikasi satu arah. Ini tidak bagus untuk anak bawah tiga tahun, seperti yang kita tahu anak tiga tahun itu masih tahap belajar bicara merangkai kata bahkan masih cadel. Jadi mengajaknya bicara saat menonton kartun juga merupakan salah satu cara memperlancar bicaranya.
Pastikan tidak mengandung kekerasan. Berkelahi, adu fisik aku hindari dari tontonanya. Apalagi Hamid itu suka bergerak dan senang sekali ngajak Ayahnya main berantem-beranteman. Namanya juga anak laki-laki ya, sudah nalurinya begitu. Jadi aku gak mau hasrat kekerasan makin terasah. Ya, berasa seram aja gitu hehehhe.
Tidak boleh terlalu lama menonton. Terlalu lama menonton televisi juga tak baik untu anak, pastikan tidak lebih 8 jam perhari . Menonton televisi terlalu lama apalagi jika jarak dekat bisa memengaruhi kesehatan mata anak, membuat anak sulit berkonsentrasi, malas bicara karena hanya terbiasa komunikasi satu arah, dan anak jadi malas untuk beraktivitas main diluar rumah. Jadi jika seumpama anak sudah nonton 2 jam. Lebih baik arahkan main yang lain yang bisa mengasah kreatifitasnya, atau bermain dengan teman-temannya diluar rumah.
Nah, lalu apa efek positif yang didapat anak ketika anak menonton film kartun yang tepat :
Menambah kosa kata. Yup, semenjak nonton film kartun kosakata Hamid bertambah, saya kadang terkaget-kaget, masalahnya saya tidak pernah mengunakan kata tersebut. Ketika saya memeluk Hamid erat-erat, sengaja sih becanda gitu eh dia teriak” tolong….tolong! aku tidak bisa bergerak aku dijebak!”.
What?! Dijebak?. Aku dan suami tertawa dari mana coba ? dia tau kata dijebak , jadi emak seneng banget denger anak 3 tahun ngomong gitu #lebay. Kalau Hamid salah aku sering memintanya minta maaf, lalu suatu waktu Hamid ngomong tanpa diminta “ baiklah, aku minta maaf, Hamid janji ndak gitu lagi”. Lah? Awal kalimat diawali dengan “baiklah” , ya aku tahu itu dari film kartun yang sering dia tonton. Mungkin di beberapa kata dia belum tahu maksudnya, paling tida ada kosa kata baru bermakna baik yang iya dapatkan.
Belajar Mengingat dan memahami sebuah cerita. Untuk mengetahui ingatan kita bisa menanyakan beberapa hal tentang apa yang dia tonton. Misanya warna merah siapa namanya, Tadi Ruby dan Max melakukan apa . Walaupun ngomongnya cadel, dan menceritakannya sepenggal-sepenggal aku tahu dia memahaminya.
Mengasah daya imajinatif. Aku menilai Hamid adalah seorang yang imajinatif dia bisa menyamakan sesuatu yang dilihatnya walaupun gak mirip-mirip banget. Misalnya dia mengatakan bando kakak sepupunya dengan bilang itu huruf "nun", atau bilang teralis jendela yang menyilang “ mi ini eks ( huruf x)”. Melihat benda yang miring dia bilang itu perosotan. Dan lucunya beberapa hari yang lalu dia mengambil perasan jeruk di rak piring dan memainkannya, dan melempar keatas dan bilang “sawat angkasa” dan kami ngeh yang dibilang itu adalah “pesawat luar angkasa”. Ayahnya bilang dari mana pula Hamid tahu perasan jeruk seperti pesawat luar angkasa, kami ketawa merasa lucu tapi kok ya kagum #lebaylagilah.
Nah, kalau teman-teman bagaimana? Apakah ada batasan anak menonton film kartun? Atau bisa sharing tentang film kartun yang bagus, atau menambahkan nilai positifnya yuk sharing pengalaman menonton film kartun bersama anak.
Setuju tuh mbak.
BalasHapusSaat nonton, anak emang perlu diawasi juga tontonannya.
Karena sekarang nggak semua chanel acaranya mendidik.
Jadi ingat Fahmi anak saya. Dia sering mengatakan kata2 yg tidak biasa dicapai rumah namun dia spontan ucapkan karena melihat dari film yg ditontonnya.
BalasHapusSeperti ketika ada kucing masuk dan di meja makan masih ada ikan tidak ditutup. Saat itu saya sindikat sementara ayahnya sudah makan lupa tidak bermesin meja.
Fahmi terdengar bilang gini: "Oh, ada kucing masuk. Itu padahal kan ada ikan di meja. Apa yang harus aku lakukan?"
Katanya sambil menirukan dialeknya. Padahal selama ini di rumah dia bicara bahasa Sunda dan tidak pernah panggil dirinya aku, tapi Ami.
Setuju mbak, nonton film kartun bisa menambah perbendaharaan kosakata anak. Makanya penting untuk memilih tontonan yang baik..
BalasHapusDi rumahku ga ada TV. Jadi jarang banget anakku nonton kartun hihi padahal Bundanya penyuka kartun 😆 ternyata bisa menambah kosakata juga ya. Bisa nih kapan2 dipraktekkin.
BalasHapusIya Mak, nonton film kartun memang harus diseleksi, kalau keponakan ku sukanya nonton robocar poli.
BalasHapusSetuju banget mba kalau memang anak nonton film kartun juga nggak hanya didampingi tapi juga diajak cerita tentang pilem itu dan hindari nonton kartun yang ada kekerasannya
BalasHapussetuju sama tipsnya, mbak. anakku sekarang masih belum terlalu suka nonton kartun sih. semoga nanti tipsnya bisa kuterapkan
BalasHapusBenar, Mbak. Kartun pun tetap harus pilah-pilih dan diawasi.
BalasHapusAku termasuk yang belajar bahasa inggris lewat tontonan kartun saat SD dulu. Lumayan, jadi cepet bisa ngomong bahasa inggrisnya. Sampai belagu kabur dari kelas bahasa inggris karena ngerasa udah bisa ngobrol sama teman-teman.
Iyaaa, nonton apapun bareng anak harus diseleksi dan tetap mendampingi si anak ya mba
BalasHapusFilm kartun banyak ya! Meski film kartun kadang isinya tak melulu tentang anak-anak. Tetap dipilih-pilih yang sesuai dengan usia anak dan ikut menonton. Kalau saya, menonton sambil ditinggal mengerjakan pekerjaan rumah. Setidaknya saya jadi tahu filmnya, meski nggak duduk anteng seperti anak2.
BalasHapussetuju mbak, kalau trpat menonton kartun yang muatannya baik emang membuat anak dapat menyerap hal yang baik juga. 😊
BalasHapusAnakku nontonnya kartun di RTv sama Upin Ipin. Itu dialog dan logatnya mirip banget kalo dia ngomong. Jeleknya, emaknya dibilang mirip kak Ros karena suka ngomel. Wkwkwk
BalasHapusIyaa, aku jg sebisa mungkin mendampingi saat abak nonton, klo ada konten negatif aku lgaung jelasin itu gk boleh beserta alasannya
BalasHapushmmm emang jaman sekarang pilihan program kartun harus diseleksi banget ya banyak yang berisi konten orang dewasa soalnya
BalasHapusWalaupun film kartun lekat sama anak-anak, tapi ternyata tidak semuanya baik dan memang bagus nilai-nilainya untuk diserap anak ya. Ponakan saya pun juga seneng banget nonton kartun, dan harus dikasih tahu juga mana yang boleh dan tidak.
BalasHapusDi rumah anak2 nonton animasinya di Baby TV saya dampingin aja, lumayan nambah2 kosakata dalam bahasa Inggris, ibuknya sekalian belajar hehe :D
BalasHapusFilm kartun sama seperti komik. Umumnya dianggap untuk anak-anak. Makanya di TV dan di toko buku kita sering ditujukan untuk penonton dan pembaca anak-anak. Padahal kaaaan isinya banyak yang berkonten dewasa.
BalasHapusAku sampe gedhe gini msh suka nntn kartun. Jadi klop deh kalau ponakanku jg nonton dan kita nobar. Kalau dia nonton kartun model TOM & JERRY, aku biasanya dampingin. Terus dikit2 emang ngobrol. Adegan ini berbahaya, bla bla bla. Sejauh ini aman dan dia jd makin byk omong dan imajinasi nambah
BalasHapusIya ya mbak, banyak hal yang harus kita perhatikan saat memilih tontonan untuk anak. Efeknya bisa ngeri kalau salah tontonan, nanti kalau sudah punya anak aku bakalan ikut saran mbak :)
BalasHapussemua yang ditulis mba udah benar semua sih mba.. Tapi mungkin jangan sampe membatasi anak-anak untuk menonton semua jenis film kartun. Maksudnya ya kalo ada kartun yang berantem ya gpp, tapi perlu dikasih arahan dan nasehat bahwa itu perbuatan yang tidak baik gt.. takutnya kalo apa-apa gak boleh malah kasihan hehe
BalasHapusOrangtua memang harus mendampingi anak saat menonton ya mbak. Meskipun itu film kartun. Terima kasih sharingnya ^^
BalasHapusmemang pola pikir bahwa film kartun adalah utk anak2, harus ditata-ulang, wong yg bikin filmnya aja orang2 dewasa ya kak...
BalasHapusIya kartun juga tidak serta merta otomatis aman sih. Krn standardnya beda. Jd memang ortu hrs dampingi or minimal tau karrun tsb sprt apa
BalasHapussaya selalu dampingi anak nonton kartun
BalasHapusuntungnya nonton di channel anak
sambil dampingi anak kadang nanya arti bahasa inggris yg dia dengar
klu kartu yg bahasa indonesia punya pengaruh mmg tuk kosa katanya
kadang kaget jika dengar ia mengucapkan sesuatu dengan gaya bahasa kartun hehehe
Aku sudah lama gak nonton kartun di tipi.
BalasHapusAwalnya karena kabel tipi digigit tikus. Lalu suami bilang "Bukannya kamu tambah seneng kalo gak ada tv...?"
Oke,
Baiklaaa...kita puasa gak nonton tipi.
Kalo mau nonton, aku downloadkan kartun terbaru.
Sejak kecil selalu nonton kartun bahkan sampe skrg. Hahaha. Tapi perihal yg ga boleh nonton lama-lama itu aku setuj dan sampe skrg masih ku terapkan. Soalnya bikin mata sakit dan khawatir jadi ketergantungan :(
BalasHapusBetul, enggak semua film kartun, aman untuk anak. Saya juga merekomendasikan tom and jerry untuk ditonton anak-anak. Sadis...hihihi.
BalasHapusKalau Thomas and friends saya biarkan anak saya menontonnya. Kosa kata anak saya banyak diambil dari cerita itu. Dia juga bisa bercerita banyak tentang kereta api.
Keponakan saya, beda lagi. Dia suka Upin Ipin, pernah suatu ketika ditegur oleh ayahnya, dia jawab : "Oh, begitu. Baiklah, terima kasih atas perhatiannya." Wkwkwk...ortunya langsung bengong...
Nah ini bener nih, kartun memang banyak manfaatnya. Tapi di sisi lain juga ada 'bahaya' tersembunyi yang jika tidak bisa disikapi ortu dengan baik akan meembawa dampak buruk ke anak. Yang saya perhatikan biasanya kartun tanpa dialog, kalau batita yang nonton, dia bisa jadi mengira kalau di dunia itu tanpa bicara pun orang2 bisa saling memahami. Ini kurang bagus karena seharusnya batita harus lebih banyak mengenal/mendengar percakapan.
BalasHapusNah iya... film kartun banyak macamnya..dan orang tua harus selektof sangat ya.
BalasHapusOiya batas maksimal menonton 8 jam sehari itu apa tidak terlalu lama ya mba Nova. Kalau 8 jam itu artinya separoh dari waktu terjaga mereka.
Jujur, saya bener2 menghentikan anak nonton TV karena enggak berhenti2 terus minta nonton. Jadinya too much, padahal cuma nonton baby shark. Dibalik manfaatnya, saya kalah sama efek sampingnya, gak kuat minta nonton terus. Akhirnya sampe sekarang dia udah ga pernah nonton lagi
BalasHapusEh.. sama ama anakku yg kecil. Hampir seharian tv nyala. Berhenti kalau di tidur. Kadang ga di tonton sih. Tapi yg penting nyala buat dia. Mau saya berhentikan tapi pengaruhnya tanpa saya ajarkan anak saya dah kenal huruf dan angka. Lengkap. Pelan2 kali ya..
HapusSuka tipsnya.. anakku juga suka nonton 22nya. Dulu abang sukanya tupi ping ping. Skrg adeknya suka didi and friends. Sama blippi. Positif ya memang anak2ku jadi sdh tau warna, angka dan huruf walau dlm bhs inggris. Tapi efek negatifnya jadi kerajingan nonton. Kalau ga ditahan bablas terus2an.
BalasHapusSepakat sama semua point diatas mbak. Sejak anakku suka nonton, aku selalu dampingin. Karena ada beberapa bagian yang mungkin dia belum paham dan tugasku buat kasih penjelasan. Anakku biasanya lebih gampang mencerna sesuatu yang ada visualisasinya. Tapi begitu, ya ada batasnya.Hehehe, makasih sharingnya...
BalasHapusAnak saya sukanya nonton Upin Ipin. Walau sudah diulang berkali-kali tapi nggak pernah bosan
BalasHapusSetuju dengan saran-sarannya mbak,nanti kalo anak saya sudah bisa nonton kartun, akan ikuti saran mbak. Kalo sekarang sesekali kami cuma menayangkan lagu-lagu anak islami yang klipnya kartun, ada part-part tertentu yang anak saya suka senyum kalo lihatnya. Makasih postingannya bermanfaat.
BalasHapusSemenjak saya tau banyak sesuatu hal tidak baik yg sengaja disisipkan ke dalam tayangan anak. Saya jadi tidak menginginkan anak banyak menonton film kartun. Salahkah?
BalasHapus