www.novanovili.com - [Parenting] Hidup adalah belajar untuk menjadi yang lebih baik, apa pun masalahnya apapun peristiwanya sudah seharusnya kita mengambil hikmah dari setiap peristiwa, lalu menjadikan diri lebih dewasa dalam bertindak. Jujur saja dulu aku orangnya tidak peduli tentang hal-hal berkaitan tentang sialturahmi, tapi setelah menikah suami sering mengingatkan, kita sudah lama ya, tidak main kerumah Kakak A, Mba B, Abang C. Aku yang orang rumahan, senangnya di rumah kadang bilang “ ah..gak apa lah, orang kita sering ketemu juga, mereka kan sering kesini , kita juga sering ketemu mba A di rumah mamak. Terus suami bilang, ya beda lah.., masa bertamu nunggu setahun sekali ( dalam hati membenarkan).
Perbedaan aku dan suami mungkin karena pembiasaan sejak kecil. Ayah dan ibu ku bukan tak suka silaturahmi, mungkin kehidupanlah yang menyebabkan kurang dekatnya antar keluarga, keluarga sepupu juga begitu, mungkin mereka juga terlalu repot dalam memikirkan ekonomi keluarga, karena taraf kehidupan 35 tahun yang lalu itu bisa dibilang sangat sulit terlebih keluarga kami adalah merantau saudara dari pihak ibu tinggal cukup jauh.
Setelah memiliki anak, aku tak ingin anakku kelak kurang memiliki rasa empati terhadap keluarga, menjadi kurang akrab dengan sepupu-sepupunya. Hal lain yang paling aku takutkan , aku tak ingin kelak akan menjadi ibu atau nenek yang jarang di jenguk oleh anak dan cucu, bahkan ketika aku begitu merindukan mereka, atau ketika aku sakit terbaring lemah.
Setelah memiliki anak, aku tak ingin anakku kelak kurang memiliki rasa empati terhadap keluarga, menjadi kurang akrab dengan sepupu-sepupunya. Hal lain yang paling aku takutkan , aku tak ingin kelak akan menjadi ibu atau nenek yang jarang di jenguk oleh anak dan cucu, bahkan ketika aku begitu merindukan mereka, atau ketika aku sakit terbaring lemah.
Berikut beberapa hal yang wajib dikenalkan pada anak sejak dini, sekaligus menjadi catatatan pribadi agar aku konsisten melakukannya dan menjadi contoh teladan yang baik untuk anak.
Mengunjungi kakek dan nenek. Kalau ini sih, gak ada masalah, karena aku tinggal dengan orang tua ku, dan Hamid juga hampir setiap hari ke rumah simbah ( ibu dari ayah Hamid). Penting banget membangun hubungan dengan kakek dan nenek, kakek dan nenek mana yang nggak rindu sama cucu-cunya. Tapi bagaimana mungkin anak akan merasa dekat dengan kakek/nenek jika ayah ibunya justru jarang sekali mengunjungi mereka. Jika beda kota-beda daerah bisa memaklumi, tapi sekarangkan bisa telepon atau video call, jadi gak ada alasan untuk jarang bersilaturahmi. Nah ini ada masih satu kota, tapi mengunjungi orang tua menunggu lebaran saja, tidak harus menginap menyisihkan waktu libur untuk mampir sejenak, datang pagi pulang sore, sudah membuat mereka bahagia. Ada pesan sebuah iklan pada bulan puasa tahun lalu , tapi aku lupa iklan apa “ bahwa rindu adalah oleh-oleh paling berharga ketika menjenguk orang tua, karena banyak orang yang sukses terlalu sibuk hingga tak punya rindu untuk orang tuanya” ;(.
Membiasakan berkunjung ke rumah sepupu-sepupunya/ saudara. Tidak mesti sering, cukup sebulan atau dua bulan sekali. Paling tidak cara ini mengingatkan dan mengenal saudara-saudaranya lebih dekat. Disini bermaksud mengenalkan hubungan, bahwa keluarga itu berbeda dengan teman atau tetangga biasa, beda chemistrynya (hmmm..bener gitu ya?)
Membesuk ketika ada keluarga yang sakit. Ini penting banget untuk menunjukkan rasa peduli dan empati kepada keluarga, dan menunjukkan rasa cinta. Adakah ketika mendengar ada keluarga yang sakit sudah seminggu, dua minggu, tapi sedikitpun tidak ada menelepon atau mengunjungi?. Jujur saja ketika kita sakit ada yang mengunjungi, hati kita pasti senang, begitu pula lah dengan keluarga yang lain. Apalagi jika itu hubungan yang dekat ntah itu, om, bude, keponakan, Kakek ataupun Nenek. Bercerita, menghibur , atau memberi pijatan-pijatan kecil pada kaki. Hal-hal kecil seperti itu akan menumbuhkan keakraban dan rasa memiliki dan mencintai.
Membawa bingkisan ketika bertandang. Bingkisan atau oleh-oleh saat berkunjung tentu saja tak harus mahal, mungkin bisa bingkisan buah atau kue, atau martabak yang hangat, atau gorengan yang dibeli di warung kecil. Minimal tidak merepotkan yang dikunjungi, ada buah tangan yang bisa dicicpi bersama di sela-sela obrolan.
Ziarah. Tentang ziarah kubur memang banyak pendapat. Tapi bagi ku membawa anak saat berziarah ke makam orang tua (kakek-nenek/keluraga lain), itu cukup penting untuk mengenalkan silsilah keluarga, mengenal dan mengenang keluarga yang telah meninggal . Untuk saat ini anakku belum pernah aku bawa, tapi jika usianya sudah cukup paham akan aku bawa.
Hal-hal diatas tentu tidak terikat pada hubungan saudara saja tetapi juga teman, tetangga atau lingkup yang lebih luas. Untuk awal-awal tentu kita mengajarkannya untuk orang-orang terdekat. Jika ada point yang harus ditambahkan, teman-teman bisa sharing dikolom komentar.
dulu lagi aku kecil, aku sudah dibiasakan mandiri dan berani tanap mama, jd kalau liburan aku dikirim ke rumah nenek lalu ditinggal untuk dijemput lagi, lain kali ke rumah sepupu di luar kota, bahkan kami dari kecil sdh berani pergi sendiri naik kereta dan dijemput saudara di sana tuk berlibur, jadi aku dekat banget dengan saudara waalu rumahnay antar kota antar propinsi
BalasHapusKebiasaan waktu kecil manfaatnya terasa saat sekarang y mba..
Hapusnice info, mbak. saya termasuk yang tidak terlalu kenal dengan kerabat-kerabat dari pihak ibu atau ayah. kadang suka iri sama orang-orang saya sama sepupu-sepupunya akrab banget. heu
BalasHapusUntuk selanjutnya.. pola hubungan..harus sedikit dibubah..biar selanjutnya sedikit2 makin akrab..
HapusKalo liburan sekolah aku dan anak-anak selalu mudik, mengunjungi orang tuaku dan saudara2 karena kami beda kota. Harus disempatkan setahun paling minim dua kali, klo bisa ya sering2 😊
BalasHapusTerkadang kesibukan dan waktu yg menghalangi ya.., tapi sekarang komunikasi banyak jalan... Telepon..dan chatt..
HapusNah, dari kecilaku ga dibiasakan pula untuk silaturahmi,makanya cuek dan mandiri, begitu ajaran ortu. Keluarga suami juga sama, jadi sama2 cuek.Tapi, sekarang justru wajib buatku mendidik anak membiasakan hal2 diatas ituh. Kasian cuma anak tunggal pula, hiiii biar mengenal saudara2nya.
BalasHapusBiar berasa punya sodara ya ..teh..he2
HapusMasalah saya kebalikannya nih...
BalasHapusPihak suami yg cuek dan tidak pernah ketemuan kalau gak penting2 amat. Mungkin karena didikan ortunya ditambah sifatnya yang pemalu.
Sementara saya justru sering ketemuan sama teman apa lagi saudara. Keluarga besar dari pihak bapak sama pihak ibu sama2 suka silaturahmi
Andai tidak melihat dia suami, saya sudah depresi mungkin. Gimana tidak, ke rumah ibu saya sendiri tidak pernah meski libur sekalipun. Padahal hanya setengah jam. Saya jumpa ibu tidak sampai lima menit itu pun kalau mau beri belanja kebutuhan nya
Padahal menurut saya justru mumpung ibu selagi ada sendirian pula maka kesempatan untuk jumpa. Tapi tidak, sejak lebaran belum pernah kan rumah ibu lagi padahal libur sekolah panjang kan?
Saya sedih manakala anak saya juga jadi enggan silaturahmi sama saudara dan nenek yg tinggal satu satunya.
Mau bilang ke anak kalau tidak silaturahmi nanti masa tua bakal kesepian tapi anak masih balita, blm ngerti soal itu...
Yah saya jadi curhat ini... Biar lega :) moga segera diberi hidayah dibukakan pintu hatinya untuk mau silaturahmi dengan ibu saya (mertuanya) dan satu2nya nenek bagi anaknya
Bener mba..selagi ibu masih ada...kalo bisa sering dijenguk.., kalo dekat sehari 15 menit- 1 jam
HapusKalo jauh..hisa via telepon atau berkunjung diwaktu liburan..
Ga apa curhat mba.. ini juga sebenarnya saya curhat.. he2
Moga ada manfaat ya buat kita dan muslim lainnya
HapusAmin
kita hampir sama ya mbak nova, saya juga kurang dekat dengan keluarga pihak ayah dan ibu, terutama pihak ayah karena sejak kecil ayah sudah meninggal dan tinggalnya berjauhan. walhasil karena putusnya silaturahmi hubungan pun kurang dekat. semoga aku bisa mengubahnya
BalasHapusJika ada waktu..kesempatan.. dan dana (buat ongkos ) :D, bagusnya emangn kembali dirajut sedikit2..
Hapusitu yang saya lakukan pada anak semata wayang saya
BalasHapuskarena keluarga ibu di padang
jadi pas mudik di bawa
biar dia tahu punya keluarga besar juga di padang
dan tidak putus tali silaturahim
Bener mba.., eh..kadang anak2 malah senang diajak ke kampung halaman.. beda suasana..
HapusAku juga dari kecil sudah dibiasakan untuk sering bertemu dengan saudara-saudara agar lebih mengenal dan paham silsilah keluarga. Malah orangtua bilang "jangan sampai nanti ketemu pakde B atau Tante D di mall atau di mana gitu tapi gak tau kalau ternyata adalah saudara" benar juga. Ini juga yang nanti akan aku terapkan ke anak.
BalasHapusKalau mengenai ziarah.. iya sih mbak kadang ada banyak pendapat yang berbeda-beda. ada yang bilang anak kecil gak boleh dibawa ke makam. ada juga di beberapa daerah yang menekankan kalau wanita tidak diharuskan sering seroing ke makam. dan banyak lagi :)
Bener
Hapus.kadang gak tau itu sepupu dekat.. satu sekolah..tapi malah gak akrab..hi2
Jadi kangen ke rumah nenek setiap Lebaran, hari libur huhuHU.
BalasHapusUdah enggak punya nenek dari Ibu dan Bapak.
Kalau saua sebagai anak lebih kenal dengan saudara-saudara dari ayah, kalau dari ibu beda pulau dan beda negara. Selalu berusaha berkomunikasi saat bertemu ada acara keluarga, sekedar menyapa dan melemparkan senyum.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusBener banget mba. Kita harus silaturahmi dengan orang lain juga agar rejeki jg tidak putus di rumah kita sendiri.. ziarah menurut saya jg penting karena ada nilai² yg susah dijelaskan dengan tanpa tapi memiliki makna yg besar
BalasHapusajari anak sedari dini supaya nantinya apabila besar nanti akan timbul rasa peduli sesama keluarga dan saudara saudara lainnya. Apabila si kecil tidak mau memang harus sedikit dipaksa walau ujung ujungnya pas di tkp pasti ngambek dan tidak betah.
BalasHapusTetapi, hal tersebut justru malah bagus biar besarnya menjadi anak yang peduli bukan sama keluarga saja melainkan sesama saudara yang membutuhkan bantuan
Mba Nova, aku pun melakukan hal yang sama, mba. Aku nggak ingin anakku jadi nggak akrab ama keluarga sehingga tali silaturahmi terputus.
BalasHapuswah benar banget! kita harus bawa buah tangan kalo berkunjung, biar orang yg di datangi tidak ngerasa kita repotin harus nyediain makanan dulu hehehe
BalasHapusSaya paing setuju kalau anak anak harus dikenalkan dengan sepupu sekandungnya. Saya sendiri mempunyai pengalaman kurang akrab dengan sepupu sekandung karena tidak dikenalkan dari kecil. ini memang harus dikenalkan sejak dini
BalasHapusKalau berkunjjng ke rumah saudara2 memang penting banget. Buat mempererat tali silaturrahmi. Itu yang diajarkan nenek moyangku di keluarga. Aplagi kalau membawa bingkisan meskipun itu cuma sesikit dan sederhana pasti akan membuat orang yang kita kunjungi senang.
BalasHapusTapi kalau ziarah jarang banget. Palingan pas hari raya aja ziarahnya. Hehehe.
Berkunjung dan bawa oleh2 gak selalu. Tp kalau lg ada acara dan jajannya msh byk, doibagi2 ke sodara. Sodaru ini msh tetanggaan sih. Well itu krn daku msh single
BalasHapusKalau di kampung saya, ziarah kubur bersama pasti sama saudara2, tp ada undangan. Kalau hari Kamis, paling ziarah org terdekat saja
BalasHapusIya,
BalasHapusIni salah satu amalan yang tidak terputus bagi yang memiliki orang tua yang sudah meninggal.
*Menyambung Silaturahim*
Kalau sudah biasa, in syaa Allah tidak terasa berat. Jauh sekalipun...
Alhamdulillah saya dan suami memiliki prinsip yang sama. Kami harus selalu mengunjungi orangtua kami, agar silaturahmi tetap terjaga. Dan biasanya berbarengan dengan keluarga adik/ kakak. Jadi kumpul dengan keluarga besar minimal sebulan sekali.
BalasHapusKami mengajarkan pada anak-anak pentingnya mengunjungi orangtua. Mengingat ridho Allah tergantung dari ridho orangtua Kita.
Silahturahmi merupakan point yang sangat perlu diajarkan ya mba.. apalagi kalau jarak antar anggota keluarga berjauhan sehingga jarang kumpul. Kalau ada kesempatan harus disegerakan
BalasHapuskebiasaaan yang baik mbak..
BalasHapusaku jg org sumatera.. kami jg begitu.. kalau kumpul lebaran bkn lagi cm dr satu kakek nenek, tp dari kakek buyut.. kami akrab sesama cucu cicit.. bahkan ada group whatsap khusus keluarga 4 generasi.. aku generasi ke 4.. kebetulan ada kakek yg masih seusia bapak..?
tp itu tidak berlaku ke suamiku.. suamiku jg ga terlalu suka berkumpul dgn keluarga besarnya.. khawatir jg sih nanti anak anak kami ga sesosialita ibunya piyeee
eh tp sharring mbak nova bisa kucoba deh nanti nanti..
Harus diajarkan sejak dini ya mba, agar anak2 nantinya sudah terbiasa dengan bersilaturahmi dengan sanak saudara
BalasHapusSilaturahmi itu memang penting dan harus diajarkan secara dini biar makin akrab dan hangat bareng keluarga. Makasih banyak untuk tipsnya Mbak. Meskipun Saya belum berkeluarga tapi suatu hari nanti Widya pasti akan menerapkannya pada buah hati widya hihihi
BalasHapusTentang bawa oleh-oleh ini ada beda pendapat. Di keluarga suamiku ga perlu bawa oleh-oleh. Sering datang justru tanda peduli keluarga, bukan merepotkan. Kalau dari sudut pandangku malah jangan terlalu sering karena sungkan.
BalasHapusMantap mbak, thanks for sharing this article, berguna banget buat saya.
BalasHapusMemang sudah kewajiban kita untuk selalu berilaturahim dengan orang lain.
BalasHapusKalau aku dari keluarga alm. ibu karena jauh-jauhan supaya ga lost contact kami buat group WA jadinya tahu info jika sodara meninggal, menikah ataupun sekedar becanda bertukar kabar meskipun kalau untuk datang kerumah masih belum terealisasi dikarenakan kesibukan masing2 serta jarak.
BalasHapusUntuk mengenalkan silaturahmi kepada anak memang ga bisa dengan cara seperti itu mesti real kita kunjungi ke rumah y mba, makasi reminder banget ini
Berkunjung ke rumah sepupu itu yg susah krn kami berjauhan dr support family. Cuma sbg gantinya anak2 sering kami ajak silaturahmi ke rmh tmn2 kami yg sama2 tinggal di jkt jg TFS
BalasHapus