Tuan,
Pahamkah Tuan tentang kami?
Warna langit ? sudah tak ingat lagi
Kami pun sudah gelap
Mana jingga diufuk senja ..
Mana pula Fajar diambang pagi
Remang rembulan jauh singgah dipandangan
Tuan,
Bukannya kami rabun senja..tapi Tuanlah
yang membuta
Teriakan kami hilang bersama
kecamuk asap
Ntah Tuan belagak Pekak..
Suara kami hilang menguap
Bagai kecumik buntut ayam bau yang tak
dianggap..
Tuan..
Tahukah Tuan?
Penciuman kami tak lagi semerbak
Dada kami terhimpit penuh sesak..
Anak-anak kami tersedak-sedak menelan
asap menyemak
Hei…
Tuan-Tuan berkuasa..
Kenapa Tuan menutup mata
Akan kah Tuan Sudah lupa
Dulu Tuan meminta-minta..
Pilih lah saya hei anak bangsa..
Tuan..,
Sekarang kami meminta
Kami ingin Tuan Tegas..
Menindak Pelaku yang mengganas
Agar kami bernafas lepas
Tuan,
Dengarlah Ini....
----
By : Novili
Airmolek, 14 Maret 2014 : 12:47 Wib
Presiden telah memerintahkan aparatnya agar segera menindak para pembakar hutan itu lho
BalasHapusManusia kok ceroboh gitu ya
Apik puisinya
Salam hangat dari Surabaya
bisa jadi kecerobohan..tak menutup kemungkinan unsur kesengajaan dari oknum2 tertentu dhe....
HapusMakasih kunjungannya pak dhe..salam hangat kembali...
jaga kesehatan ya mbk
BalasHapussama-sama mak....... jaga kesehatan untuk dirimu ditengah sana...
Hapusthanks kunjungannya...
Hiks... sedih bacanya. Sehat-sehat selalu, ya Mak... :'(
BalasHapusmakasih mak....
Hapussalam hangat dari riau...
semoga musibah ini segera berakhir :(
BalasHapusamiin..makasih mak...)
HapusMereka layak dihukum berat karea menyengsarakan orang lain demi keuntungan pribadi mereka sendiri
BalasHapusHayoo update blognya
Salam hangat dari Surabaya