sumber foto : Internet |
"Kondom bukan barang
terlarang, seperti narkotika. Jadi tidak perlu risau,"
Nafsiah juga membandingkan antara
bagi-bagi kondom dengan bagi-bagi rokok. Menurutnya, lebih berbahaya jika ada
yang bagi-bagi rokok secara gratis dan generasi muda mencoba merokok.
"Dari coba-coba bisa jadi ketagihan merokok," katanya.
Menurut saya sungguh tidak pas jika membandingkan
rokok dengan kondom, dengan alasan jika
rokok itu bisa membuat ketagihan
dan kondom gak bisa di coba dan gak
membuat ketagihan. Ah… masa sih… kondom gak bisa membuat generasi muda ketagihan?
Dengan tidak langsung , apakah dikatakan lebih
berbahaya rokok dari pada kondom? Gitu ya?
Oke lah.. dari segi kebendaan memang kondom gak
bisa dicobain langsung, dan gak akan bikin ketagihan kalau cuma disimpan..atau
cuma dipegangin doang, dan kondom gak
akan berpengaruh buruk kalau cuma di pakein kepisang.
Tapi kan.. kondom diciptakan buat *begituan*,
otomatis para pelajar jadi ngebayangin
yang “itu tu” kan…..?, dan seperti kita tahu anak sekarang gak semua
bisa berpikir jernih, mereka paling cepat penasaran dan mencoba hal-hal baru.
Gak menutup mata dengan prilaku anak sekarang , banyak sekali dari mereka yang
berpacaran dengan melakukan seks bebas, berapa gadis yang aborsi, keguguran
dengan adanya hamil diluar nikah. Nah dengan pemberian kondom gratis ini kepada
para generasi muda dan pelajar, apakah tidak khawatir jika mereka berpikir dan
memiliki opini gak masalah hubungan seks diluar nikah asal pakai kondom dan
tidak hamil! . dan seks juga bisa membuat
pelakunya ketagihan. Efeknya tak hanya
penyakit tubuh tapi juga mental “ngeres” yang tak dapat disembuhkan dan
dosa yang dibawa keakhirat, beda jika dibanding
dengan rokok yang bisa disembuhkan dengan pembuangan toksin racun rokok
dll.
Pada Konferensi AIDS se-Dunia di Chiangmai, Thailand tahun 1995,
diumumkan hasil penelitian ilmiah, bahwa kondom tidak dapat mencegah penularan
HIV/AIDS . Sebab ukuran pori-pori kondom jauh lebih besar dari ukuran virus
HIV. Ukuran pori-pori kondom sebesar 1/60 mikron dalam kondisi normal dan
membesar menjadi 1/6 mikron saat dipakai. Sedangkan ukuran virus HIV hanya
1/250 mikron. (dari berbagai sumber)
Dari
keterangan tersebut seharusnya
tidak ada kampanye pekan kondom nasional dihari AIDS, tapi seharusnya kampanye “ Say No to Zina” dengan menerangkan sebab
penyakit yang ditimbulkan di dunia dan dosa yang mesti ditanggung oleh para
pelaku dan masyarakat sekitar juga kena imbas dosa jika membiarkan secara
sengaja kepada pelaku yang melakukan zina. Itu baru GOOODS… KEREN jika
dibandingkan orang boleh berzina asal pakai kondom. Aduuuh… gak mau dong
Indonesia makin banyak bencana gegara
banyak yang ngelakuin dosa… udah banyak dosa yang terjadi dinegri ini,
mulai banyaknya yang gak amanah,
korupsi, prilaku syirik ditambah lagi zina
dll. (Naudzubillahi min dzalik)
Aduh... apalagi Pekan kondom ini dilaksanakan sampai tujuh hari kedepan (1-7 Desember 2013), jangan sampai perzinahan meningkat dan azab Allah akan turun di minggu ini.
Aduh... apalagi Pekan kondom ini dilaksanakan sampai tujuh hari kedepan (1-7 Desember 2013), jangan sampai perzinahan meningkat dan azab Allah akan turun di minggu ini.
Dihari AIDS ini cuma bisa bilang:
Gak mau kena HIV ? Tingkatkan Iman Taqwa ,Jauhi ZINA DAN JAUHI NARKOBA. (itu aja)
Kampanye Kondom? cukup untuk program Keluarga Berencana (KB) bagi yang telah berumah tangga, bukan untuk pelajar dan lokalisasi prostitusi.
*By : Novili*
Salam kenal mak....bener banget ulasan mak td...generasi skrg sj dr SD sdh pacaran, tontanannya sinetron yg jlas2 tdk mendidik, adegan ciuman, pelukan, apalagi di bioskop2..di You Tube, di VCD "ngeres" yg dijual dan gampang diperoleh...dg pembagian kondom & mengatakan kondom mencegah kehamilan dll...pastilah mrk merasa "save" dg mengunakan kondom...pasti akn dicoba...Naudzubillah min dzalik...semoga pemerintah lbh bijaksana lagi ya mak...miris....
BalasHapusanak sekarang pergaulannya makin "seram" aja....., takutnya mereka salah tanggap dengan pembagian kondom... , semoga kegitan spt itu dapat ditinjau kembali dan tepat sasaran *khusus program kb untuk keluarga aja pantesnya sih... Mnurutku :)
HapusTerimakasih atas tanggapannya mak...
hemmmm
BalasHapusmenteri kesehatan kurang mengerti dunia kesehatan nih kayaknya. Makin rusak mental bangsa kalau begini jadinya.
menkes sepertinya hanya memikirkan pengaruh HIV dan kesehatan secara fisik aja.., seharusnya kesehatan mental dan agama juga mesti diperhatikan...
Hapussetuju banget!!! :)
BalasHapussip mbak..
HapusMakasih kunjungannya... :)