sumber foto: search google |
Senin yang indah, Alhamdulilah cuaca
hari ini cukup cerah, walaupun malam tadi sempat di siram hujan beberapa kali. Beberapa hari ini aku melihat spanduk di
setiap sekolah yang aku lewati dengan tulisan
“Selamat hari guru yang ke 68” . Aku
mikir kapan ya hari guru? Haha..
keliatan banget sebagai mantan murid yang kurang berbakti. Lagian aku baca
sepintas lalu jadi Cuma lihat tulisan yang gede aja. *ngeles*
Tadi pagi, sebelum berangkat kerja, aku mendengar
sayup-sayup dari SD depan rumah suara nyanyian “Terimakasih Guru” yang aku udah lupa liriknya yang mungkin
terakhir kunyanyikan ketika tamat SD ,waktu perpisahan dulu. Hiks ;( kebangetan …. Mendengar itu aku baru ngeh
tentang spanduk yang beberapa hari ini yang sering ku baca. Aku jadi ingin menuliskan sesuatu walau judul
gak nyambung tetap ada rotan buat
nyambunginnya.. walau tali udah habis…
(apaaan..coba?)
Trimakasihku kuucapkan
Pada guruku yang tulus
Ilmu yang berguna selalu dilimpahkan
Untuk bekalku nanti
,Setiap hari ‘ku dibimbingnya
Agar tumbuhlah bakatku
Kan kuingat slalu nasihat guruku
Trima kasih kuucapkan
Mengingat tentang guru, membuat ku melihat kembali kebelakang ketika aku
masih duduk di kelas dua Sekolah Dasar. Dulu aku sering sekali sakit gigi ,
karena gigiku banyak yang bolong dan sudah pasti karena malas sikat gigi. Karena
sakit gigi ini aku sering bolos sekolah terkadang sampai seminggu. Seingatku aku tak pernah makan obat ketika
sakit gigi, Cuma kumur-kumur air garam, terus dimasukin kapas kelubang gigi
dengan getah tempurung kelapa , tradisional sekali pengobatannya. Sampai sekarang
jadi berfikir kenapa dulu gak pernah
berobat kedokter atau beli obat di
apotik. Mungkin juga karena penghidupan saat itu yang pas-pasan.
Eh..ini bahas tentang
guru atau sakit gigi sih….?? Kok malah cerita tentang sakit gigi?
Sabar…
Antara sakit gigiku dan sakit hati..eh maksudnya antara
sakit gigi ku ada hubungan dengan
seorang guru. Lanjut.. ya…
Pada suatu hari sakit gigiku kambuh di sekolah mungkin
karena makanan yang ku makan atau ntah lah.. aku lupa. Aku menangis-nangis di
sekolah karena sakit banget… melebihi sakit hati *mulai deh* . Saat jam
istirahat Guru Walikelas memanggil ku, dia bertanya tentang sakit gigi ku, lalu ia meminta
segelas air putih pada seorang bu guru.Kemudian ia membacakan sesuatu dan
meniupkannya. Aku disuruh meminum air
putih tersebut dan berkumur-kumur lalu sisanya dibalurkannya ke pipiku dekat gigiku yang sakit. Alhamdulilah
sakit sedikit demi sedikit mereda..
Siapakah Wali Kelas itu?
Dialah seorang guru yang ku kagumi, bukan karena telah mengobati
sakit gigiku, tapi karena dia seorang guru yang jujur, tekun dan bersemangat
dalam mendidik muridnya. Dia tak pernah membeda-bedakan kami anak muridnya,
yang pintar ia puji yang tidak terlalu
pintar pun di perhatikan. Tak peduli
siapa orang tua kami, guru, orang biasa atau anak kepala desa atau yang lainnya.
Dia sangat tegas jika marah terkadang ku nilai berlebihan tapi mungkin karena
semangatnya dan ingin membuat anak didiknya pintar, jadi terkesan berlebihan. Namanya
manusia pasti gak ada yang sempurna.
Pernah suatu waktu ia dipindahkan kepala sekolah sebagai
wali kelas, saat itu dia menjabat sebagai wali kelas tiga dan di tukar oleh
kepala sekolah jadi wali kelas empat.
Alasannya kepala sekolah marah karena dia telah membuat seorang murid kelas tiga anak seorang kepala
desa tinggal kelas, padahal orang tua dari si anak tersebut telah banyak
menyumbangkan dana untuk sekolah. Aku
tahu ini karena saat itu kami duduk dikelas empat, jadi kami tahu desas desus
yang terjadi mangapa wali kelas kami ditukar. Dia pernah bercerita kepada kami,
bahwa jadi guru itu berat dan tidak boleh pilih kasih jika seorang anak tidak
pantas untuk naik kelas, kenapa mesti dinaikkan? Walau pun ada imbalan*sogokan*
dibalik itu. Salut buat pak guru.
Sayang.. bapak guruku ini suadah wafat , teriring Alfatihah
untuk beliau, semoga segala Amal
ibadahnya di terima Allah, dan diampuni segala dosanya… aamiin..
“SELAMAT HARI
GURU NASIONAL 2013 DAN HUT KE-68 PGRI “
Seorang Guru adalah panutan, yang digugu dan ditiru, semoga
Guru menjadi tauladan bagi anak
didiknya. Jangan adalagi terdengar, terbaca, ada seorang guru yang melakukan
kekerasan pada murid, baik kekerasan fisik, psikis maupun pelecehan Seksual *na’udzubillah*.
**By: Novili*
Aku dulu sekolah di SMPN 4 Pekanbaru. Ada seorang guru namanya pak Irmansyah. Guru Kesenian. Dialah guru favouriteku sampai saat ini. *malah cerita sendiri. hihihi
BalasHapus