www.novanovili.com - [ Parenting] Anak merupakan
bagian dari tubuh kita, darah daging kita, siapa sih yang tidak bahagia ketika anak
memiliki hubungan yang dekat, akrab dan hangat dengan anak-anak. Tapi banyak juga bunda yang resah ketika
mendapati anak yang begitu pendiam, kurang terbuka. Padahal jujur saja terkadang begitu ingin tahu
apa yang sedang dirasakan oleh anak, masalah apa saja yang sedang dihadapinya, tapi anak jarang
sekali bercerita, bahkan jika ditanya sekalipun dijawab satu-satu atau tak
sesuai yang kita harapkan.
Banyak anak
remaja yang begitu terbuka , serta percaya kepada teman -temannya dibanding orang tuanya.
Sungguh ini sangat mengkhawatirkan terlebih dizaman sekarang banyak prilaku-prilaku
anak yang menyimpang tanpa sepengetahuan orang tuanya. Orang tua wajib tahu,
anak pergi kemana dengan siapa, ada rencana apa minggu ini. Banyak orang tua yang kecolongan dengan prilaku anak. Di rumah terlihat pendiam dan baik gak neko-neko tapi tiba-tiba ada laporan dari
sekolah bahwa anak suka membolos, merokok dll.
Tertutupnya sikap
anak bisa jadi karena karakternya pendiam dan introvert memang sudah bawaannya
seperti itu. Tapi kita sebagai orang tua pasti paham anak yang pendiam yang sudah bawaan kecil, tapi walupun begitu biasanya mereka tetap terbuka
dengan orang terdekatnya seperti ayah ibu nya atau sodara kandung yang lain.
Lalu bagaimana jika ternyata anak atau remaja
yang sebenarnya memiliki sifat ceria, extrovert tapi bersikap tertutup dengan orang tua sendiri?.
Berikut beberapa alasan yang memungkinkan anak bersikap tidak terbuka kepada ortuanya :
Berikut beberapa alasan yang memungkinkan anak bersikap tidak terbuka kepada ortuanya :
1). Jarang mengajak anak berbicara. Ntah apa alasannya terkadang ada orang tua yang
telalu pendiam dan jarang bicara pada anak, mungkin terlalu sibuk atau merasa
semua baik-baik saja . Mungkin melihat
anak berkelakuan gak macam-macam, cuma dirumah, atau asyik main sendiri, lalu berpikiran “ah..dia baik-baik saja kok, jadi tidak perlu
tanya macam-macam”. Tapi apakah bunda yakin bahwa anak bunda baik-baik saja?
kita hanya melihat tampilan luar saja loh, dihati dan pikiran siapa tahu. Bukankah
pernah ada kasus anak bunuh diri, lalu orang tua tidak tahu alasannya?, ada
juga anak yang tiba-tiba melarikan diri dari rumah karena merasa tidak
diperhatikan. Mengajak anak berbicara
bisa membuat mereka bersikap terbuka, merasa ada teman untuk bercerita, merasa
ada orang yang bisa dipercaya untuk menyimpan “rahasianya”. Kita bisa memulainya sedini mungkin, sejak
mereka pandai berbicara karena jika menyadarinya ketika remaja agak sulit untuk “mengorek-ngorek”
apa yang mereka pikirkan.
Untuk kebaikan tak ada kata terlambat, mungkin awalnya mereka jengah dengan keberadaan kita yang “kepo”, tapi yakinkanlah bahwa dia merasa nyaman dengan keberadaan kita. Anak tak hanya butuh uang tapi juga kasih sayang perhatian dan sentuhan.
Bisa juga bunda memberi pancingan kepada mereka. Berceritalah bunda lebih dahulu, curhat-curhat kecil, atau minta pendapat mereka. Dengan begitu mereka merasa dibutuhkan, dan merasa tak ada jarak dan tentunya mereka juga mau bicara dan bercerita tentang apa yang mereka rasa dan alami.
Baca juga : Ketika anak tumbuh sebagai penentang
Untuk kebaikan tak ada kata terlambat, mungkin awalnya mereka jengah dengan keberadaan kita yang “kepo”, tapi yakinkanlah bahwa dia merasa nyaman dengan keberadaan kita. Anak tak hanya butuh uang tapi juga kasih sayang perhatian dan sentuhan.
Bisa juga bunda memberi pancingan kepada mereka. Berceritalah bunda lebih dahulu, curhat-curhat kecil, atau minta pendapat mereka. Dengan begitu mereka merasa dibutuhkan, dan merasa tak ada jarak dan tentunya mereka juga mau bicara dan bercerita tentang apa yang mereka rasa dan alami.
Baca juga : Ketika anak tumbuh sebagai penentang
2). Malas mendengar curhat anak. Harusnya bersyukur ketika anak mau bercerita
keadaan mereka, ntah tentang sekolah, teman, bahkan sosok yang dia taksir, atu
ada cowok yang naksir, dll. Walau kita tidak setuju dengan apa yang terjadi,
tetaplah jadi pendengar yang baik. Jika ada hal-hal yang mungkin “menyimpang”
minimal kita mengetahuinya dan pelan-pelan kita beri masukan, atau diskusi
bersama beri alasan-alasan yang tepat. Karena jika kita langsung bertindak ,
bisa saja mereka jadi tidak mau curhat dengan kita karena sudah ketakutan duluan.
3). Memotong pembicaraan dan Prasangka Negatif.
Awalnya mungkin anak ingin bercerita
terbuka, tapi karena emosi atau”sok tau” kita malah memotong pembicaraan . Sikap
kita ini tentu saja bikin mereka malas untuk terbuka dan bercerita detail. Misalnya anak pulang sekolah kesorean:
“ Bun, tadi aku pergi ke rumah Nia..”
“Oh..jadi
kamu pulang sekolah langsung kerumah Nia, rumahnya kan jauh..sendirian pula
kalau kenapa-napa gimana ? besok-besok kalau mau pergi kesana telpon atau sms
bunda dulu ya..”
“
Bun..Nia itu sakit hampir seminggu, jadi aku pergi sama teman sekelas sama wali
kelas juga kesana, tadi udah sms bunda,
tapi gak ada jawaban, yaudah aku pergi aja, kan bukan maksud main-main”
“…….oh
iya , hp bunda mati barusan dicharger”
Sok
tau banget kita ya bun? Anak jadi suka
males ngomong ,ya gini deh? belum apa-apa sudah disangka negatif. Jika sudah begini tak hanya membuat sikap
tertutup pada kita tapi bisa membuatnya
tidak jujur.
4). Apa-apa dilarang dan sering marah. Sebagai orang tua kita memang harus protektif
terhadap anak tapi kadang suka lebay berujung posesif. Jika ingin melarang anak
berkegiatan mungkin bisa mengajaknya berdiskusi, dan memberi gambaran plus
minus jika anak mengikutinya, diharapkan anak bisa memahaminya dan memilih alternatif kegiatan lain. Bagaimanapun anak butuh bergaul dan tentu untuk pengembangan
diri mereka juga.
Baca juga : Orang tua cerewet, penting
Baca juga : Orang tua cerewet, penting
5).
Bersifat otoriter dan tak ingin
mendengar pendapat Anak. Sifat orang tua yang keras dan otoriter kadang
membuat anak malas bicara. Toh percuma saja, diberi pendapat atau tidak, tidak akan
diterima. Ujung-ujungnya anak cuma manggut dan setuju didepan ayah bunda saja,
tapi dibelakang ia membangkang merasa bebas
6). Membuka rahasia anak. Setiap anak punya keunikan tersendiri. Ada
tipe yang pemalu dan sensitif. Sesuatu yang kita anggap biasa justru
dianggapnya penting dan rahasia . Misalnya dia menceritakan tentang sesuatu dan
menginginkan kita merahasiakannya dari siapapun. Tapi kita menyepelekan pesan itu tiba-tiba
kita nyeletuk membeberkannya didepan saudaranya yang lain lalu tertawa. Mungkin
kita anggap itu biasa, tapi bagi yang sensitif, ini justru sebuah
pukulan baginya. Besok-besoknya anak jadi malas bercerita.
Anak bersifat
tertutup memiliki berbagai alasan, kadang mereka malas ribut karena kita yang
menanggapi masalah dengan terlalu heboh dan ekspresif. Seperti telah dijelaskan bahwa anak
memiliki keunikan tersendiri ,ada tipe yang tidak kita tanya pun mereka tetap berbicara, ada tipe yang tertutup dimana kita sebagai orang tua harus
memiliki strategi sendiri menghadapinya.
Yuk..bun kita jalin kedekatan dengan anak dari sekarang, terutama bunda-bunda yang anak-anaknya masih balita, masih gampang dibentuk, bener gak sih…?. #SelfReminder
Yuk..bun kita jalin kedekatan dengan anak dari sekarang, terutama bunda-bunda yang anak-anaknya masih balita, masih gampang dibentuk, bener gak sih…?. #SelfReminder
Artikel nya bagus bunda...
BalasHapusmakasih mba innayah..
Hapusbener membentuk anak balita lebih mudah... nanti terasa pas anak kita remaja.. udah tinggal mengarahkan aja
BalasHapusiya nih..aku jug algi banyak belajar..
Hapusmakasih sharingnya, aank sulungku tertutup pdhl aku selalu mengajak bercerita dan selalu menjadi pendengar setianya. ternyata aku baru tahu sekarang, kalau anak itu kalau gak merasa dirinya gak apa2 gak akan cerita tp kalau dia merasa perlu cerita dia akan cerita sendiri, beda dg anak keduaku apa saja diceritakan sampai hal yg sepele
BalasHapusKalau saya sendiri tipe anak yang dekat dan kalau ada apa-apa pasti cerita dengan ibu mbak. Dari kecil ibu selalu teaten mengajak saya berkomunikasi atau sekadar ngobrol tentang kejadian di sekolah. Hal tersebut membuat perasaan kami menjadi dekat satu sama lain. :)
BalasHapusTerimakasih banget lho mba, anak saya mulai ABG penting sekali membaca ini, jadi saya harus menghindari hal yang mba sebut di atas agar anakku nanti terbuka.
BalasHapusAnak remaja memang tak mudah karena mereka nggak mau diperlakukan sebagai anak-anak tapi satu sisi ya masih kayak anak-anak. Itu pengalamanku nangani anak remajaku, mba :)
BalasHapussip mbak, kadang anak mau caerita orang tus sibuk dg aktifitasnya,padahal penting sekali mendengarkan ya..
BalasHapusSegera lakukan sejak anak balita ya. Biar udah ABG gak susah amat mengarahkannya :)
BalasHapusAnakku yang sulung memang pendiam dan tidak merasa ada masalah. Jadi kalau saya nggak mengorek berita darinya ya nggak tahu apa-apa. Beruntung kalau bertemu dengan wali murid dan ngobrol masalah perkembangan anak remaja.
BalasHapusPoin no 4, aku malu bacanya :(. Soalnya sadar selama ini suka marah krn ga sabaran dan dikit2 ngelarang.. Suami pdhl udh wanti2 kalo ama anak jgn terlalu kaku dan suka gedein suara. Ngelatih kesabaran itu emg susah yaa.. Tp aku pgn berubah sebenernya supaya anak2 juga bisa terbuka nantinya
BalasHapusPonakanku ada yang masuk ABG.alhamdulillah dia mau cerita banyak hal ke aku. Khawatir juga kan dengan akses Internet yang mudah. Isinya aneh-aneh
BalasHapusCateeet, anak saya masih balita. Nanti maunya klo udah remaja dia bisa terbuka sama aku, hehehe.
BalasHapusapa-apa dilarang ituuu yang bikin anak anak minder mau ngapa-ngapain dan bahkan bisa ngelunjaak :3
BalasHapusthanks for sharing kaak
Makasih sharingnya Mbak, beberapa bulan lalu. Aku ngobrol dengan teman suamiku. Dia merasa jauh sama anaknya, sampai anaknya lebih mementingkan teman-temannya. Akhirnya bapaknya sadar, bahwa yang dibutuhkan oleh anak adalah penerimaan dari orang tua dan kedekatan.
BalasHapusAku belum ibu-ibu sih, tapi punya ade yang udah remaja dan lagi puber2an, Rada susah mengulik cerita pubernya ^^
BalasHapusaku type yang pendiam dan introvert mbak. Makasih ya mbak sharingnya, sangat bermanfaat jika kelak aku punya anak. Doain aku cepat nikah dan punya anak ya mbak haha ;)
BalasHapusAnak saya usianya baru 5 tahun, jadi bisa dimulai dari sekarang mendengarkan anak bercerita supaya nanti kalau sudah remaja tetap terbuka ya.
BalasHapusTerimakasih untuk sharingnya mba :)
Remaja kalau merasa gak nyaman, pasti gak mau curhat. Saya punya adik remaja yang kadang diajak diskusinya susah. Makasih sharingnya Mba Nova, tips ini wajib saya terapkan juga ke anak saya yang usia 7 tahun, biar pas dia remaja, anak saya tetap terbuka, tetap merasa nyaman ngobrol sama orang tuanya
BalasHapus