[Parenting]Aneh rasanya jika kita melarang anak untuk tidak ngefans sama artis, penyanyi, bintang fim atau orang hebat yang lainnya, toh kita sendiri juga punya penyanyi pavorit atau sosok idola juga kan?. Mengidolakan orang terkenal, pintar, hebat dibidangnya itu dalah hal yang lumrah, selain itu juga menumbuhkan semangat anak mengejar cita-cita seperti orang hebat yang iya kagumi.
Sebagai orang tua kita harus tahu
kenapa sih, anak begitu kagum dan
menjadi fans dari sosok tersebut. Ini bukan mencampuri urusan anak, tapi tentunya kita sebagai orang
tua tetap harus mengarahkan anak. Misalnya ngefans sama penyanyi X itu
alasannya apa: apakah suaranya bagus? orangnya ganteng/cantik?
baju-bajunya/dadanan yang keren? atau sifatnya yang religious dan pergaulan
yang nggak neko-neko. Dari alasan yang mereka kemukakan kita jadi bisa
mengarahkan mereka apakah setuju ? jika tidak tentu kita bisa memberikan
wejangan agar anak tak ngefans pada sosok yang iya idolakan itu.
Bukan berlebihan jika ini menjadi
salah satu yang wajib menjadi perhatian
orang tua karena terlalu banyak kejadian-kejadian miris, dan tak mengenakkan
terjadi akibat mereka terlalu
mengagungkan idolanya itu. Mungkin juga orang tua terlalu memberi kebebasan
kepada anak mau mengidolakan siapa saja atau orang tua juga mendolakan orang
yang sama. Arahkan anak untuk mengidolakan dari sisi prestasi dan pribadi yang
baik dari seorang idola karena untuk pakaian luar itu gampang untuk ditiru tapi
jika sebuah prestasi maka melecut semangat anak minimal bersemangat untuk
meraih prestasi juga. Memang tidak mudah, karena perasaan suka dan mengidolakan
seseorang itu juga dipengaruhi oleh teman-teman disekolah atau yang lainnya.
Tak hanya sekolah tapi juga lingkungan bermainnya, tiba-tiba anak pulang bawa
poster, ntah siapa ?rambut panjang, bertato, orang luar pula, jadi tarik nafas
panjang , tepok jidat kucing, urut dada ayam :D
(biar ga terlalu serius)
Ketika anak mengidolakan sosok
tokoh tertentu ada baiknya kita beri pemahaman akan hal berikut :
Sewajarnya. Mengidolakan
sosok itu cukup sewajarnya saja dan tidak jadi fans fanatik atau menggilai.
Beli poster sang idola boleh, tapi bukan artinya harus mengoleksi foto yang
berlebihan . Nonton konser sang idola
sesekali itu wajar, tapi bukan setiap konser dan harus heboh nangis-nangis histeris, bahkan pingsan.
Nangis dan histeris itu bukanlah mengidolai
secara sehat bisa saja keidolaan itu berubah jadi obsesi, yang menjurus kepada
tindakan yang tak wajar. Tapi beda ya, jika yang diidolakan itu seperti penulis
atau tokoh nasional, walaupu terlihat sangat-sangat mengidolakan tetap terlihat
wajar, karena yang dikoleksi pasti buku-buku karangan sang tokoh idola.
Tak ada yang sempurna. Berikan pemahaman bahwa sosok yang
diidolakan itu bukanlah manusia yang sempurna tanpa cela. Banyak yang
terkaget-kaget, tak percaya bahkan membela ketika sang idola diberitakan telah melakukan sesuatu yang buruk. Bagi
yang begitu fanatik mungkin akan membela
apapun yang terjadi walaupun telah melanggar
sebuah norma hukum dan kebiasaan masyarakat. Lucunya terkadang banyak
yang membela ketika belum ada kejelasan suatu masalah, padahal mungkin saja
sang idola benar-benar salah, semacam
tak terima dengan keadaan sebenarnya.
Jika suatu kesalahan itu benar telah dilakukan, sudah sewajarnya kita tidak
suka pada sosok tersebut, justru jika terus dibela dan dikagumi walau salah, bisa saja sang idola malah jumawa
dan tak mau berubah tetap memberikan contoh jelek, toh tak akan kehilangan fans. Tak ada yang sempurna bukan artinya harus menerima apa adanya sikap yang tak baik, tapi bagaimana berprilaku semestinya.
Jangan jadi haters. Judulnya saja sudah pembeci, apakah kita mau
jadi pembeci? Benci dengan sosok yang
tidak pantas untuk digandrungi dan memberikan contoh yang tidak baik, itu
harus. Tetapi jika benci buta itu bisa dibilang sakit jiwa. Dimedia sosial banyak bertebaran para haters, apakah termasuk
didalamnya anak kita atu bahkan kita juga?. Haters ditandai dengan komentar-komentar
yang bernada negatif. Komentar para haters
selalu bernuansa menyalahkan, semua tak ada yang benar, jika ada setatus
baik maka disangkai buruk, jika status negatif komentar pun lebih nyelekit, hal
seperti ini apa bisa dibilang semacam
penyakit jiwa? ntah lah. Haters timbul
bisa juga bersumber dari cinta buta , yang terlalu menggila , mengidolakan si X
tapi benci buta pada si Z . Jadi X ini
akan terlihat selalu baik jika ada
koment miring dari fans Z, maka pengidola X beraksi dengan kata-kata
pedas dan makian, gak sehat banget
secara mental. Apalagi banyak para haters yang dilaporkan kepolisi.
Bagaimana menurut teman-teman
apakah ada hal yang perlu ditambahkan..sharing yuk..jangan lupa share dan
komentar saran ya… :D
#SelfReminder
#belajarjadibunda
yang teringat justru keadaan dimana saya masih muda dan orangtua saya yang khawatir banaget saat saya mengidolakan artis2 (dulu artis china favorit saya) dan ya bener, kalau si idola saya berlaku jelek aja, rasanya sakittt banget... padahal mah apa coba hubungannya
BalasHapushahaha.. karena ortu nggak tau siapa si china itu...
Hapuskarena nganggep sempurna..dan baik jd klo dijelekin berasa sakit..padahal siapa juga ya mba..lucu emng ..
Wah, makasih banget sharingnya Moms.
BalasHapusJadi ikutan belajar jadi bunda yang lebih ngerti anak :))
sama... ini juga lagi belajar..
Hapussebagai self reminder aja sih...., coz anak masih kecil
Saya sepakat mba perlu kita tahu siapa sosok idolanya anak dan kasih pengertian juga betul kata mba tiada yang sempurna itu pointnya :) nice share mba
BalasHapusiyah..takutnya idolanya yang kaya selegram-selegram ntah siapa..ngasih contoh ga baik..di puja pula..
Hapuskalo idola anak saya saat ini adalah upin ipin Mba :)
BalasHapustapi memang harus ditanamkan pada pikiran anak bahwa tak ada manusia yang sempurna, jadi bila suatu saat idolanya melakukan kesalahan itu adalah sesuatu yang wajar. Dari kesalahan itu kita bisa mengambil hikmah dan pelajaran *duh kok jadi serius gini ngomongnya yah? hehe*
kalo masih kecil idolanya biasa..gak jauh dari tontonan kartun dsb.. menginjak remaja jadi deh..agak lebih gimana...
Hapustapi memahami bukan artinya memaklumi.. terus tetap suka cinta mati..hi2
Kalau anaknya punya idola yang bagus untuk dunia akhirat ya didukung ya mba :)
BalasHapusminimal untuk dunia dulu deh... akhirat..bonus.., agak serem nyenggol akhirat..hahahah
Hapusmakasih sharenya y mbk, brmanfaat :))
BalasHapusterimakasih juga udah mampir..
HapusBagaimana caranya mengarahkan idola anak ke idola yang bener-bener baik ya?
BalasHapusterima kasih
adauh...kok nanya saya ya... , mungkin mengawali pembiasaan dirumah..ya.. totonan anak..atau media buku lainnya.. orang tua jadi panutan anak biasanya..
HapusSayapun membiasakan diri supaya nggak punya "idola" mba. Nggak mau fanatik sama sesama manusia. Seharusnya idola para kaum muslim itu ya Rasulullah... Tapi kenyataannya kita tahu banyak kaum muslim yang mengidolakan sesama manusia secara berlebihan...
BalasHapusSaya lebih banyak berdiskusi, Mbak. Apalagi anak usia remaja kan egonya lagi tinggi. Kalau dilarang nanti malah makin melakukan. Gak dilarang khawatir kebablasan.
BalasHapusJadi, mending diskusi aja. Setidaknya kita tau alasan kenapa anak mengidolakannya. Pelan-pelan coba diarahkan untuk berganti idola :)