Menjadi guru tidaklah mudah, guru dituntut untuk dapat benar-benar menjadi teladan bagi anak didiknya. Miris memang jika
mendengar atau melihat guru ada yang
dilaporkan kepolisi bahkan dipukuli hingga kritis karena telah memberi hukuman
yang berujung tak diterima oleh orang tua murid/siswa.
Memang dulu guru ditakuti dan disegani, seperti meme yang banyak
bertebaran anak melakukan kesalahan dirumah orang tua malah senang hati
memberitahu ke guru agar guru disekolah ikut menasihati anak, begitu juga
ketika guru memberi hukuman ke anak orang tua dirumah malah ikut memberi
nasihat pada anak.
Ntah mengapa
kini semua berubah? Mungkin yang menjadi orang tua sekarang adalah siswa siswi
yang pada zamannya adalah “korban” kerjasama anatara guru dan orang tua yang
dinilai sangat keras. Tapi bisa jadi karena sebelumnya banyak anak didik yang
menjadi korban hukuman guru , misalnya ada anak yang sampai pingsan karena
harus lari ditengah lapangan yang terik, ada anak yangmeninggal karena dipukul
guru, mungkin itu yang jadi alasan orang tua menjadi waspada akan keselamatan
anaknya.
Sebagai orang
tua seharusnya paham mana prilaku guru yang wajib ditindak, baik itu berupa
teguran, atau sampai pada membuat laporan kepada pihak berwajib. Tentunya
terlebih dahulu ada pembicaraan khusus dengan kepala sekolah, bagaimana jika
ada guru yang ternyata melakukan hal-hal yang tak sewajarnya.
Berikut
beberapa prilaku guru yang menurut aku tidak wajar,setiap orang mungkin punya
pendapat berbeda disini,sah-sah saja kan…??disini aku urutkan dari yang paling
tidak pantas.
PelecehanSeksual.
Pelecehan seksual yang
dilakukan oleh seorang guru terhadap murid adalah suatu tindakan yang tak
dapat ditolerir lagi. Seorang guru itu merupakan orang tua kedua bagi
siswa/siswi yang juga punya kewajiban mendidik dan menjaga serta
menciptakan rasa aman dan nyaman baik secara fisik maupun psikologis anak. Kebanyakan pelecehan seksual
dilakukan oleh guru pria kepada siswa baik yang perempuan maupun laki-laki,
untuk guru perempuan selama ini tidak pernah terdengar. Jika ini terjadi pada anak, sebaiknya langsung
ditindak dan dibawa ke jalur hukum agar mendapatkan hukuman yang pantas Namun
begitu tetap melihat seberapa jauh pelecehan itu terjadi, apa dampaknya, dan
adakah korban-korban yang lain.
Sebagai
orang tua kita wajib memberikan pemahaman kepada anak agar waspada dan
berhati-hati, bukan dengan menakut-nakuti tapi sebuah kewaspadaan dalam menjaga
diri.. Sejauh ini pelecehan
seksual berorientasi pada area kelamin padahal pelecehan seksual tak
langsung ke sana tapi juga berupa colekan atau sentuhan ditempat
seharusnya tak seharusnya misalnya colekan atau sentuhan di daerah lutut hingga
dada untuk siswa perempuan, dan area lutut hingga perut untuk anak laki-laki.
Batasan -batasan ini harus disampaikan ke anak-anak agar mereka dapat
mengartikan sentuhan .apa yang iya terima.
Memberi
Hukuman yg berlebihan.
Hukuman
terkadang diperlukan agar anak lebih disiplin. Tapi ada tipe-tipe
anak yang emang katanya "nakal" dan memancing emosi
guru. Walaupun
judulnya hukuman bukan bearti anak harus dipukul atau menyakiti
berlebihan. Tak jarang ntah faktor psikologis guru yang tak bisa menahan
marah ataukah ada masalah dirumah dan membawa kekesalan
sampai kekantor akibatnya anak murid dipukul hingga berdarah, atau
memukul bagian tubuh yang berbahaya seperti bagian kepala, perut, dada,
punggung yang tak hanya menimbulkan luka diluar tapi juga luka dalam.
Jika
ingin memberikan pukulan , sakit sewajarnya saja misalnya memukul bagian kaki
dengan penggaris atau mencubit bagian tangan. Memukul berlebihan akan membuat
anak takut saja, namun tak memiliki rasa segan dan hormat terhadap guru.
Untuk
menghukumpun tentu disesuaikan dengan usia anak. Jika guru menendang anak kelas
3 SD yah..itu ...sudah termasuk tindakan kekerasan perlu dilaporkan ke
kepala sekolah bagaimana seharusnya, atau malah memberikan hukuman anak sma
dengan hanya berdiri depan kelas, ini mah cuma bikin heboh aja apa lagi
kalo yang dihukum itu ganteng atau kece itu cuma menghilangkan konsentrasi
seisi kelas.
Kalo yang ini semua juga
paham lah ya.. hahaaha..
Menghina murid/bullly
Dulu
ketika aku SMP ada beberapa bapak guru yang prilaku atau perkataannya aku
rasa itu sebuah bentuk hinaan kepada murid. Celaan dari seorang guru tak sekedar
membuat malu karena ditertawakan, tapi juga akan membuat anak kehilangan percaya diri dan
menumbuhkan rasa benci bahkan dapat menghilangkan semangat belajar mereka
Berikut
beberapa kalimat yang pernah ku dengar :
"
eh..pak hitam... tolong hapus papan tulis" berbicara pada
temanku yang kulitnya lumayan keling sih..tapi tak seharusnya dikatakan seorang
guru , ini sama ajakan ngajarin anak-anak lain untuk ngebully si "hitam"
Ada juga
yang mengejek murid berdasarkan daerah tempat tinggal karena daerahnya
tergolong IDT alias Impres Desa Tertinggal
"
ooalah.. **** ( menyebutkan daerah terpencil)
Bukankah
seorang guru seharusnya membuat anak-anak percaya diri dan penuh semangat?
kalimat semacam itu hanya membuat anak-anak down dan malu. Lagi pula otak dan
kepintaran bukan karena suku terkebelakang atau terpencilnya suatu daerah kan..?
"Sudahlah
buruk...bodoh pula lagi"
please...jangan
pernah ucapkan ini ke anak-anak cuma bikin mereka benci pada mu, mungkin saat
itu ada anak-anak ikut tertawa. Tapi sekian tahun kemudian mereka mulai paham
apa yang telah mereka dengar, dan diam-diam mereka mulai membencimu dalam
diam. Yang dikenangnya bukan jasa baik tapi perkataan dan perlakuan kasar.
oh iya ..ada satu lagi jika ponten/nilai pr murid tinggi maka buku latihan atau pr akan diberikan seperti biasa, Tapi jika tidak maka akan dilemparkan ke bawah sembari bilang
"bodoh kau....."
anak-anak terpaksa berjongkok memungut buku latihan mereka sambil memendam wajah dalam tunduknya. Rasanya sungguh tidak pantas kata-kata semacam itu, justru akan memberikan dampak negatif pada perkembangan karakter anak didik.
Tapi rasa-rasanya dijaman sekarang tak ada guru seperti ini, apalagi mengacu pada kurikulum berbasis karakter.
oh iya ..ada satu lagi jika ponten/nilai pr murid tinggi maka buku latihan atau pr akan diberikan seperti biasa, Tapi jika tidak maka akan dilemparkan ke bawah sembari bilang
"bodoh kau....."
anak-anak terpaksa berjongkok memungut buku latihan mereka sambil memendam wajah dalam tunduknya. Rasanya sungguh tidak pantas kata-kata semacam itu, justru akan memberikan dampak negatif pada perkembangan karakter anak didik.
Tapi rasa-rasanya dijaman sekarang tak ada guru seperti ini, apalagi mengacu pada kurikulum berbasis karakter.
Kata-kata yang tak sopan
Guru itu
panutan digugu dan ditiru. Prilakunya tuntunan dan ucapannya adalah petuah.
Sangat tidak pantas seorang guru jika marah atau becanda menggunakan kata-kata
kotor apalagi terkesan saru.
Jika soal
sopan santun dalam tutur kata aku juga punya pengalaman. Masih tingkat SMP,
tentunya beda guru lagi. Menurut ku guru X ini pintar mengajar, humoris, apa
yang disampaikannya sangat mudah dipahami . Tapi terkadang ucapannya kadang
tidak terkontrol ntah marah atau becanda sering mengucapkan kata atau kalimat
yang terkesan saru.
Dia pernah bilang begini :
"Ibu
saya naik haji ke mekah , bapak saya juga naik haji tapi gak ke Mekah"
Kalimat berat untuk anak kelas 1 SMP memang untuk sebuah kalimat semacam teka teki...
namun ada beberapa anak lelaki yang tertawa, dan aku paham sekian tahun
kemudian.
Lain
waktu bapak itu bilang :
"Soal
kaya gini aja kalian gak bisa, ku putar parabola kalian nanti"
ntah apa yang dimaksus parabola tapi kami
memahami itu sebagai payudara.
Kadang juga bilang..
"Ya...
soal mudah gini masih aja salah ..lubangeee " ntah lubang apa yang dia
maksud tapi sebagian anak laki2 tertawa.
Bahkan pernah bilang p*p*k
didepan kelas.
Ah..sudahlah
lupakan... terlalu panjang untuk ditulis disini. Semoga guru-guru zaman
sekarang tak ada seperti itu. Jika ingin bergurau carilah kalimat yang
mendidik dan sesuai dengan usia anak.
Merokok di Kelas
Merokok
dilingkungan sekolah merupakan perbuatan yang tak patut bagi seorang
guru, apalagi jika merokok itu sambil menerangkan pelajaran didepan kelas
dengan sesekali menghisap rokok.
Wajar
saja jika ada beberapa anak yang kedapatan merokok ditoilet sekolah , la
wong... gurunya saja merokok terang-terangan di depan anak-anak. Semoga saja wacana rokok 50.000 rupiah itu
diterapkan ya..biar pada berhentingerokok
---
Merokok! Waktu SMA nemu guru gini. Padahal guru olahraga, ngerokok gak kelar - kelar. Kesel jadinya..
BalasHapusvinasaysbeauty.blogspot.com
emang sih.. kaya sibuk ama rokoknya aja... kayanya kita dinomor dua in..
HapusBlm pernah sih mbak. Itu kok ada guru porno bngt ya mb ngomongnya... Aku mlh punya pengalaman nenggelikan pas kelas 1 SD.. Mukaku di kemocengi sama guru gara2 pas pljrn aku nengok ke blkng..ngobrol ma blkngku..☺
BalasHapushe2... kelas 1 udah kena kemoceng..ndehhh..tuh guru..
Hapusiya..ga tau tuh..kok gitu banget omongannya..
saya setuju banget akan tulisan ini tapi saya kurang mengerti penuh akan kata dan singkatan nya seperti Lubangeee dan p*p*k
BalasHapusmemang sebaiknya gak usah ngerti..hahaha
HapusAku waktu mahasisa ada dosenku merokok di kelas. Pdhl ruangan ber-AC. Kesel.
BalasHapusTapi skrng beliau udah meninggal sih, katanya jg krn masalah perokok berat itu...
rokok...tuh ya...emang dimana2 bikin sebel..,
Hapuspernah dimarahi guru secara tidak adil. beliau emosional. tapi dah saya ga simpan di hati. gimana juga beliau salah satu guru terbaik di sekolah.
BalasHapuskl SMA pernah tuh 'diancam' guru matematika. kata beliau, siapapun yg dapat nilai di bawah 6 akan diinjak-injak. bercanda sih. tapi beneran saya kabur waktu mau papasan sama beliau. haha...
yang terbaik pun bisa ngelakuin kesalahan ya mba...
Hapuskabur..karena merasa nilaijelek nih..bukan takut..malu kali...he2
Alhamdulillah saya pribadi nggak pernah ada pengalaman buruk dengan guru saya dulu, meskipun ada juga guru spt itu tapi mungkin hanya beberapa persen saja. Saya yakin kalau guru menghukum murid itu pasti untuk kebaikan murid juga asal nggak berlebihan, meskipun nilai berlebihan itu standardnya seberapa relatif ya mbak :)
BalasHapusberlebihan..jika saapai berdarah-darah..pingsan..luka dalam.. ya berujung tindakan medis lah..
HapusAlhamdulillah saya memiliki guru-guru yang luar biasa. Bahkan selalu melindungi saya selama di sekolah. Saya juga ga pernah melihat guru membully atau berkata aneh. Kalau menghukum sebenarnya wajar saja, kalau anak didiknya sudah susah diberitahu dan dididik, yang penting itu tidak berlebihan. Saya dulu pernah kena hukuman juga sama teman lainnya, senang aja, karena sadar kita itu salah hehe.
BalasHapusguru bijaksana..murid jadi senang dihukum.... kerenmba liswanti..pinter pasti he2
HapusAlhamdulillaahhh, guru2 saya slama ini bs mnjd teladan mba
BalasHapusBanyak guru saya yang bisa digugu dan ditiru, saya kenang kebaikannyanya. Saya angkatan lawas lho. Jadi belum ada pendidikan karakter saat itu. Barangkali mereka berkiblat pada Kihajar Dewantara.
BalasHapusAlhamdulillah saya bertemu dengan guru-guru yang baik. Kalaupun ada yang kurang, paling juga tidak melakukan kesalahan yang fatal.
BalasHapusSaya waktu dulu masih sekolah pernah mbak mendapat teguran yang menurut saya tidak wajar untuk mengeluarkan kata kata tersebut karena kata kata seperti itu memang kalau masih sekolah mah belum pada ngerti tapi waktu sudah dewasa baru dimengerti saya juga baru mengerti kata kata yang dilontarkan oleh guru saya waktu sudah dewasa memang ada yang positifnya dan juga ada yang negatifnya.
BalasHapusNah..menghina murid itu yg teringat sampe skrg, bikin sakit hati mba..sampe skrg sy heran kok ada ya pendidik yg suka menghina, secara mereka harusnya jadi panutan anak2
BalasHapusGuru di jaman saya sekolah dulu sangat beda dengan guru sekarang, dulu seorang guru itu bener-bener mengayomi dan merangkul murid-muridnya, patutlah disebut "pahlawan tanpa tanda jasa"...namun untuk sekarang saya tidak bisa menyebutnya itu lagi, karena beberapa guru tujuannya ke materi, tidak mau ngasih les tambahan kalau tidak dibayar, nilai pun bisa dibeli dsb...lalu mau dibawa kemana arah anak-anak kita.....hanya curcol mba...apa yang saya alami sehubungan dengan pendidikan yang diterima anak saya seperti ini.....
BalasHapusTFS ya mba...sangat bermanfaat tulisannya....
hanya bisa berharap semoga kualitas guru kita semakin baik :)
BalasHapussetuju banget mba... apalagi yang pelecehan seksuaal, duh si pelaku mah udah nggak pantes dah disebut guru kalau ngelakuin itu -_-
BalasHapusKalau aku dulu punya guru Agama tapi mulutnya isinya ragunan dan club malam semua hihihi. Ketawa2 sambil istighfar ajah kalau beliau sedang mengeluarkan seluruh isi kebun binatangnya hehehehe
BalasHapusAku suka dibully sama guru sendiri, terus pake bahasa kasar lagi, misalnya "Ah maneh mah, belegug!" Terus suka ngebeda bedain kak..
BalasHapusTerus suka bilang gini "5 SOAL AJA GK BISA!" dan "KALO GK SELESAI, IBU SOBEK BUKUNYA!"
Ya iyalah aku kaget, soalnya aku gk pernah digituin..
Akhirnya, aku jadi stress berat, takut, malu, terus pengen mati lagi..
Plis tolong kak, ku gk kuat lagi ngadepinnya..
Saya punya guru yang menurut saya sudah tidak pantas lagi untuk saya sebut guru. Beliau menghina teman saya dengan sebutan tolol dan goblok jarena mereka mengobrol pada daat ua menerangkan. Teman saya mungkin salah, tetapi tidak seharusnya beliau menghina menggunakan kata kasar seperti itu. Kedua teman saya berakhir dengan nama di coret dan tidak bisa ikut uts karena beliau tidak memperbolehkan. Saya juga tidak bisa mengikuti uts dan ikut dicoret hanya karena saya lupa tanda tangan orang tua. Dan semua anak yang namanya dicoret tidak akan dipanggil saat beliau mengabsen. Guru seharusnya tidak memberikan hukuman pada murid seperti ini. Beliau juga mengatakan bahwa angkatan saya adalah angkatan tertolol dan tergoblok seumur dia mengajar, dan beliau mempersilahkan kami untuk sakit hati. Meskipun memang benar demikian, beliau tidak seharusnya mengucapkan itu di deoan kami karena dapat mempengaruhi semangat belajar kami
BalasHapusMampir kesini karena habis nangis seharian. Selama PJJ berlangsung karena wabah baru sekali ini ada guru yang maksa buat menampilkan foto profil, padahal selama kegiatan Video Call kamera para siswa siswi dihidupkan, jadi guru bisa lihat wajahnya. Dan saya sudah 2 tahun tidak meng-upload foto dari kelas 8 SMP sampai 10 SMK, dikarenakan alasan bahwa wanita adalah sebesar besar fithan bagi laki laki. dan saya tidak punya foto karena memang jarang foto, saya turuti kemauan guru saya, akhirnya saya pasang foto profil, tapi saya coret bagian mata agar tidak menjadi hal hal yang buruk bagi saya, bahkan banyak kog santet, penyakit, yang datang dari foto, yang belajar agama pasti paham. Tapi yang membuat saya kaget adalah kalimat guru tersebut sudah tidak pantas.. siswa sendiri dibilang residivis, saya tau alasan kenapa disuruh pake foto, biar dia tau mana yang cantik mana yang gak, yang akhirnya akan di chat, di VidCall atau d telfon. Selama SMP saya punya guru yang Alhamdulillaah saya bersyukur sekali dipertemukan. Sedangkan saat SMK ? Entahlah, kadang heran dengan guru semacam ini, kenapa mereka tega makan gajinya. Saya tipikal siswa yang sangat menghormati orang tua, dan guru, tapi saya tidak akan bisa diam jika panutan justru menyakiti hati siswanya.
BalasHapusMampir kesini karena habis nangis seharian. Selama PJJ berlangsung karena wabah baru sekali ini ada guru yang maksa buat menampilkan foto profil, padahal selama kegiatan Video Call kamera para siswa siswi dihidupkan, jadi guru bisa lihat wajahnya. Dan saya sudah 2 tahun tidak meng-upload foto dari kelas 8 SMP sampai 10 SMK, dikarenakan alasan bahwa wanita adalah sebesar besar fithan bagi laki laki. dan saya tidak punya foto karena memang jarang foto, saya turuti kemauan guru saya, akhirnya saya pasang foto profil, tapi saya coret bagian mata agar tidak menjadi hal hal yang buruk bagi saya, bahkan banyak kog santet, penyakit, yang datang dari foto, yang belajar agama pasti paham. Tapi yang membuat saya kaget adalah kalimat guru tersebut sudah tidak pantas.. siswa sendiri dibilang residivis, saya tau alasan kenapa disuruh pake foto, biar dia tau mana yang cantik mana yang gak, yang akhirnya akan di chat, di VidCall atau d telfon. Selama SMP saya punya guru yang Alhamdulillaah saya bersyukur sekali dipertemukan. Sedangkan saat SMK ? Entahlah, kadang heran dengan guru semacam ini, kenapa mereka tega makan gajinya. Saya tipikal siswa yang sangat menghormati orang tua, dan guru, tapi saya tidak akan bisa diam jika panutan justru menyakiti hati siswanya.
BalasHapus