[Parenting] Menjadi orang tua itu tidaklah mudah karena tak hanya bertugas membesarkan anak, dan memenuhi semua kebutuhan fisik dan hal-hal yang bersifat materi saja. Semua setuju bahwa anak adalah titipan Tuhan yang harus dijaga dan mendidiknya jadi pribadi yang mencintai dan dicintai Tuhan.
Semakin maju sebuah zaman maka
semakin berat peran orang tua dalam mengarahkan anak-anak. Orang tua yang fokus
dan disiplin mengawasi anak saja terkadang
merasa kecolongan dengan tingkah anak
mereka apalagi bagi orang tua yang hanya fokus memenuhi kebutuhan materi
saja dengan alasan untuk memenuhi kebahagiaan keluarga,dan kebahagiaan pun
difokuskan pada hal-hal yang bersifat
kesenangan duniawi semata. Semakin
berkembangnyakan zaman terutama diera
digital ini kenakalan remaja beragam, tak cuma merokok, mencuri ayam, mencuri
buah dikebun tetangga,ngunyah daun kecubung yang hanya ikut-ikutan, tapi lebih kepada
pencucian otak mereka bahwa apa yang mereka lakukan itu adalah benar.
Berikut beberapa ancaman yang mengintai anak , yang juga menjadi tantangan bagi kita
sebagai orang tua mereka :
Ancaman
Pelecehan Seksual. Semakin ekstra menjaga anak-anak baik dilingkungan sekolah maupun rumah.
Makin kesini orang tua makin dilanda
kekhawatiran yang mendalam tentang ancaman yang satu ini. Jika dulu kok
ya..orang tua merasa aman menitipkan anak mereka pada tetangga ketika bepergian
sebentar karena merasa seperti saudara, nyatanya banyak anak-anak yang
dilecehkan oleh orang-orang yang tadinya dianggap sangat baik. Sebagian masayarakat merasa aman ketika
menyekolahkan anak disekolah yang keamanannya terjamin karena sekolah di
kelilingi pagar yang tinggi dengan
satpam yang banyak, anak-anak pasti aman dari penculikan dan orang-orang
berniat jahat, namun nyatanya satpam, cleaning service bahkan guru memangsa mereka.
Ancaman Narkoba.
Ancaman Narkoba adalah salah satu ancaman yang paling meresahkan orang tua,
ya..siapa juga orang tua yang mau anaknya terjerat narkoba. Jika zaman aku
kecil orang tua masih cuek jika anak
main jauh keluar kampung. Mungkin orang tua masih berfikir mungkin anaku
sedang diajak temannya mancing, main bola, mandi disungai, dan maianan kampung
lainnya. Sekarang walau hidup di daerah atau dikampung-kampung orang tua tetap
cemas. Narkoba mungkin terlalu mahal untuk anak seumuran 11-15 tahun, tapi
tidak untuk sebuah lem kambing, atau obat batuk flu yang bebas dijual
dipasaran. Sebagai orang tua ini menjadi perhatian penting , apalagi bagi orang
tua yang sibuk bekerja dikantor yang tidak dapat sepenuhnya memantau anak-anak.
Ancaman Pornografi.
Pornographi diklaim sebagai racun yang lebih merusak pikiran anak jika
dibanding narkoba. Setidaknya itulah yang sering disampaikan psikologi bunda
Elly Risman, yang mana toksin rokok dan narkoba bisa dibersihkan dan orang bisa berhenti dari
kecanduan, tapi tidak dengan pornographi. Anak yang yang terpapar pornographi pada usia remaja
akan sulit berkosentrasi karena pikiran selalu terbayang-bayang apa yang dia
lihat, bahkan akan semakin “haus” dan ingin terus mencoba apa yang ia lihat dan
dengar. Sebagai orang tua ini sebuah
ketakutan sendiri, takut jika anak menjadi pelaku pelecehan seksual. Dulu sumber pornographi hanya dari buku-buku baik bentuk komik ataupun
novel yang dibaca secara sembunyi-sembunyi, kemudian dalam bentuk vcd, dan
sekarang lebih mengerikan karena sumbernya ada digenggaman mereka. Mereka hanya menyentuh smartphone mereka dan
muncullah semuanya baik bentuk teks,
gambar, bahkan video yang bisa mereka download.
Sebagai orang
tua memang mesti hati-hati ketika memfasiltasi mereka dengan berbagai gadget canggih. Memang tak selalu buruk
banyak hal positif yang dapat mereka lakukan, yang membuat mereka pintar dan
kreatif. Namun sebagai orang tua kita
tak sepenuhnya mempercayai mereka, terutama bagi mereka yang masih dibawah
umur, harus tetap ada pengawasan, jika perlu smartphone tak menjadi hak penuh milik mereka jadi kita tetap bisa
cek-cek hp lihat apa saja yang telah mereka lakukan, apa saja yang mereka lihat
dan dengar. Sebelumnya tentu bikin perjanjian dulu akan dibelikan jika ibu tetap bisa pinjam. Kenapa begitu? Karea
anak sekarang tambah pinter bohongnya, dengan dalih privasi atau yang lainnya.
Paling tidak ini bisa meminimalisir ancaman pornographi jika ketahuan dari
awal mungkin kita bisa mengambil tindakan bijak.
Ancaman Social Media. Loh.. social media kok jadi
ancaman?? Bukannya bagus untuk menjalin
silaturahmi dengan teman-temannya. Mungkin awalnya begitu social media
diciptakan untuk menambah teman, menambah kenalan dan berbagi informasi. Namun makin
kesini banyak orang-orang yang tak bertanggung jawab memanfaatkan ketidaktahuan mereka. Misalnya:
Bergabung dengan komunitas/grup yang salah. Karena
ketidak tahuan mereka dan tanpa sepengetahuan kita sebagai orang tua, ntah
sengaja atau tanpa sengaja mereka bergabung dengan komunitas atau grup yang
salah misalnya kelompok penyimpangan ketertarikan seksual seperti beberapa waktu lalu marak diberitakan,
tergabung padal aliran sesat, penipuan,
penculikan. Bahkan ada yang tergabung pada grup pedofilia yang mereka harus mengirim foto
alat fital mereka atau foto tanpa busana, sungguh mengerikan.
Mengikuti atau memfollow akun yang sebenarnya tidak cocok jadi panutan.
Dulu anak yang katanya nakal masih punya
rasa bersalah ketika merokok, mereka akan sembunyi-sembunyi melakukannya dari
jangkauan mata orang dewasa. Sekarang jangankan merokok , cium-ciuman,
peluk-pelukan, bekas cupang, ngeremas “punya” pacar , dengan rasa bangga megunggahnya di media social yang ditonton
ribuan orang, tak peduli siapa yang akan melihat . Semakin banyak yang melihat
akan semakin menguntungkan, walaupun komentar berisi caci sumpah serapah sekalipun, ada rasa bangga ketika
banyak yang “memperhatikan”. Ntah darimana asal muasal semuanya, bahwa itu
dianggap sebuah pembenaran. Mungkin tak adanya hukuman yang membuat mereka
jera, karena sekedar ada yg suka dan tidak suka saja , dan itu dianggap sah-sah
aja. Tanpa mereka sadari bahwa rasa malu telah hilang dari dada mereka , dan itu bencana. Nah kebayangkan untuk anak remaja
labil memfollow bahkan mengidolakan mereka, bisa jadi anak tergoda dan meniru
yang telah mereka dan ujung-ujungnya
anak juga menjadi pelaku, meraih banyak follower namun membagikan foto-foto
atau video yang tak sesuai dengan adat dan norma ketimuran bahkan bertentangan
dengan agama.
Apa yang sepenuhnya terjadi pada
anak memang tak sepenuhnya kesalahan orang tua atau teknologi. Tapi sebagai
orang tua kita terus harus belajar walaupun tak pernah ada gedung sekolahnya.
Orang tua harus ikut berlari mengejar lajunya perkembangan zaman. Anak punya
akunt social media kalau perlu orang tua
juga punya dan paham. Yah..mungkin bisa bikin akunt palsu untuk sekedar mematai
mereka, apalagi jika mereka masih dibawah umur yang gampang
terkontaminasi.
Menurut pengamatan aku pribadi
bahwa kehebohan yang terjadi beberapa pekan
terakhir ini tentang sosok KN dan G itu, jadi punya kesimpulan “oh..gini toh…orang kaya
banget itu” .
Yah..tentunya gak semua orang
kaya.
Banyak duit..anak masih enam
belas tahun tapi dapat fasilitas mobil
yang bisa ngebut-ngebut, dikasih duit banyak terus bisa beli ini itu, bisa berbuat apa saja. Okelah..itu
penghasilan sendiri dari endorse tapi seharusnya banyak hal baik yang bisa di
share ke khalayak, bisa travelingnya, berbagi ilmu vlog, atau bisa juga sekedar
jalan dimall tips beli baju bagus, atau baju yang berkualitas tanpa embel-embel
cup-cup mmuah..masa minta maaf mesti ngedekap ngusel-ngusel dada pacar. Aih..jadi
kesitu ngomongnya ya… inikan cuma ngasih contoh aja..bahwa social media juga menjadi kekhawatiran orang tua dan anak
butuh orang tua untuk mengarahkan. Jangan mentang-mentang menghasilkan apa-apa dishare..terserah apalah
itu yang penting dapet duit lantas orang
tua setuju-setuju aja.
Ancaman Anti Jomblo. Ntah siapa
pelopornya bahwa hidup itu harus pacaran dan jomblo itu sebuah petaka. Banyak sekali memes yang meracuni
remaja bahwa hidup itu wajibpunya pacar. Mending kalo pacaran jaman dulu, liat
pagar rumah bahagia, lihat baju dijemuran ilang rindu, lihat atap rumah gembira
dan cuma surat-suratan. Pacaran itu bertemu dan melepas rindu, gak heran
kalo banyak yang baru SMP udah gak perawan dan gak perjaka, yang gaya
pacaran juga dipengaruhi dari ancaman-ancaman yang telah diterangkan
sebelumnya. Ini merupakan pe-er bagi orang tua
untuk mengarahkan anak bahwa jomblo itu mulia dan berkualitas. Mencari
jodoh tak harus dengan pacaran, karena pacaran tak menjamin akan berjodoh.
----
Buat teman-teman apa ancaman yang
paling mengerikan untuk anak-anak kita??
Bagi aku..semuanya
mengerikan..tapi pasti ada solusinya untuk itu harus terus belajar tentang
mendidik anak, apalagi anakku masih kecil..ntah ancaman apa untuk 10 atau 20
tahun kedepan. Yang penting selalu berdoa agar kita anak keturunan dan semuanya
dalam lindunganNya dijauhkan dari keburukan,aamiin.
Saya suka yang kelima yaitu Ancaman anti jomblo jadi pada dasarnya jomlo itu bukan pertaka atau susah mencari jodoh. Untuk mencari jodoh tidak harus dengan pacaran karena yang pacaran saja tidak menjamin akan jodoh :)
BalasHapusndeehhh..bujangan fokus ke point terakhir..he2, tapi keren..tuh..klo bisa move on bahwa hidup mesti punya pacar..
HapusYang 1 sampe 4 itu memang ancaman banget mba. Apalagi yang ke 5 neh, soalnya dari situ banyak yang baper dan suka melakukan hal yang enggal-enggak.
BalasHapusiya mba..klo dah dibilang jones.. nangis darah deh..he2
Hapusanti jomblo , ha, ha, ha. emmang suka heran sama anak sekarng kalau jomblo kok ya sedih , mau punay pacar kayak orang lain. Anakku menamakan dirinya Hight quality jomblo. Jomblo itu keren, katanya
BalasHapusanak mba tira hebat..tapi lebih hebat ibunya donk..
Hapusngeri-ngeri banget ancamannya Mba, semoga kita diberi kekuatan untuk membimbing anak-anak kita menjadi anak-anak berakhlak baik, amin..
BalasHapusTanpa kita sadari kelima ancaman itu sudah lama menghantui anak-anak zaman sekarang ya mbak. Aku pun mulai sadar, memang buat khawatir tapi semoga semua orang tua bisa diberikan kekuatan dan kesabaran dalam mendidik anak-anaknya.
BalasHapusyang ditakutkan..alam bawah sadar menerima itu sebagi sebuah kebenaran...
Hapus--aamiin..
terimakasih..tanggapannya..
Semoga anak-anak kita dijauhkan dari segala ancaman tersebut. Amin...
BalasHapusMakasih ya mbak sharenya, bisa menjadi instropeksi diri kami sebagai orang tua di jaman sekarang ini.
amin..terimakasih juga udah berkunjung..
HapusTantangan buat orangtua menjaga anak2nya ya mbak... Betul banget tuh ancaman2nya. Semoga selalu terjaga anak2 kita..
BalasHapussemoga..tetap usaha dan doa untuk mengiringi anak-anak..
Hapusbetul mba, walau anakku masih 2 tahun tapi udah kwatir banget sama2 ancaman2 itu siap mengintai anakku kelak
BalasHapusudah parno duluan ya mba...
Hapusanakku cowok, masih 2 tahun sih, agak ngeri juga ya liat aneka berita ajaib di tipi ... aku belajar pada ibuku, yang bisa membesarkan 6 anaknya dan aman2 aja .. tau2 adikku yg paling gede udah kerja jadi peneliti muda, yg atu jadi jurnalis
BalasHapusibu yang hebat... semoga kita bisa mengikuti jejak ibu..
Hapusiya, semuanya mengerikan... smoga anak2 kita selalu dilindungi Allah ya :)
BalasHapussemuanya memang mengerikan. Salah satu upaya saya adalah untuk tetap update perkembangan anak
BalasHapusHuaaaaa aku stress mba klo harus bayangin belasan tahun yang akan datang akan seperti apa jamannya. Tantangan kita sebagai ortu akan semakin berat.
BalasHapusWah iya ya, ancaman anak zaman sekarang saja sudah seperti ini apalagi belasan tahun kedepan bakal makin oarah itu. Para orang tua harus pintar-pintar manage media sosial bagi anaknya dengan pengawasan total. Terima kasih infonya ya mbak..
BalasHapus