Akhir-akhir ini kita sering menyaksikan dan membaca berita tentang
kekerasan dalam rumah tangga yang biasa disebut kasus KDRT. Kekerasan tsb bisa
dilakukan oleh suami terhadap istri dan orang tua terhadap anak, kekerasan
tersebut berupa penganiayaan, penyiksaan fisik yg di lakukan pelaku terhadap
korban. Walaupun sebenarnya kekerasan dlm rumah tangga itu tidak hanya berupa
penyiksaan fisik saja tapi juga penekanan psikis..misalnya membentak,
mengancam, yang membuat anggota rumah merasa tidak tentram, takut jika berada
di dekat pelaku. Tetapi kasus yg selalu diangkat adalah kasus penyiksaan secara
fisik,karena bekas penyiksaan dapat di lihat dan bisa di jadikan bukti di
pengadilan jika kasus tersebut di laporkan.
Terkadang yang sering kita sesalkan adalah pemicu KDRT itu adalah
kemarahan yg disebabkan oleh hal-hal yg sepele.. Misalnya ada orang tua memukul
anaknya hingga wajahnya biru lebam hanya karena si anak meminta uang jajan yg
cuma Rp 1000, atau suami memukul istri karena sayur keasinan..(ho ho ,semoga
Allah melindungi kita dari suami yg seperti ini..amin..)
ehm!
Di sini saya tidak akan bahas tentang hukum kasus kade erte itu..
tapi bagaimana cara kita mengendalikan diri kita disaat marah agar kemarahan
tersebut tidak merugikan orang lain dan ujung-ujungnya akan merugikan kita
sendiri. Marah adalah hal yang manusiawi dan harus dilakukan jika ada hal-hal
yg patut untuk menjadi alasan marah, apa
lagi jika untuk kebaikan tetapi juga tidak boleh berlebih lebihan seperti orang
kesetanan.
Eh! tapi ada juga loh orang yg hobinya marah.Terang-terangan
ngomong kalau dia tu pemarah.. temperament dan meminta orang lain hati-hati jangan
sampai membuat dia marah. Idih..! Kenapa bukan dia aja ya yg berupaya membuat
dirinya berubah, belajar mengendalikan emosi ketika marah? Kalau hipertensi
bagaimana? Ya berobat dong dan jaga makanan.
Lantas bagaimana cara mengendalikan diri ketika emosi marah
meluap-luap? Selain belajar melatih kecerdasan emosi diri kita untuk sabar,
Ikhlas dan tenang ketika marah lakukan
tips ini yang juga merupakan sunnah Rasulullah 'alaisalam, ada beberapa hal yg
mesti kita lakukan:
1) Membaca ta'auwudz, berlindung kepada Allah agar kemarahan tidak
menyebabkan suatu kejelekan.
2) Berwudhu, sesungguhnya marah itu dari syetan,dan dia tercipta
dari api dan api dapat dipadamkan dengan air.
3) Duduk, jika marah dalam keadaan berdiri kemungkinan banyak hal
yg akan dilakukan entah itu menampar,memukul, maka di anjurkan untuk duduk.
4) Diam, ini merupakan hal yg patut di lakukan..jika marah
biasanya mulut akan ngomel berpanjangan.. Kemungkinan akan membuat orang
jengkel dan akan memicu orang untuk melakukan hal yang tidak baik, tapi bukan
pula diam dalam arti menunjukkan kemarahan dan mogok bicara lantas tidak
bertegur sapa, diam disini hanya membatasi diri agar tidak banyak mengeluarkan
kata kata yg jelek..
5) Sholat dua rokaat, meminta kepada Allah agar lebih sabar dan
tenang.
Terus kalau marah di jalanan bagaimana..?ga mungkin dong..duduk
atau sholat.. Ya cukup sabarkan hati dan ikhlas dan berlindung kepada Allah
dari kemarahan yg jelek.
Sesungguhnya kesabaran keikhlasan dan maaf adalah hal yg utama,
tidak membesar besarkan masalah yg sebenarnya jika dipikirkan dengan tenang
dapat di selesaikan dengan mudah dan tidak membuat sulit. Ini terbukti
kebanyakan dari mereka yang melakukan tindakan kekerasan terhadap keluarganya
merasa menyesal karena tidak bisa mengendalikan emosi ketika marah, sedangkan
pemicu kemarahan adalah hal hal yg terkadang remeh temeh..
Eh, nih ada cerita bagus yg bisa jadi renungan buat kita yang saya
kutip dari sebuah buku:
Ada seorang lelaki yg sedang mengagumi mobil barunya..dalam
kekagumannya tiba2 anaknya yg berumur tiga tahun dengan gembira memukul
mobilnya hingga peot cat mobil yg mengkilat itu. Lelaki itu terperanjat dan
emosi,lalu mendorong dan memukul anaknya dengan kayu sbg hukuman hingga jari
mungil anaknya itu remuk..
Lelaki itu tersadar,lalu melarikan anaknya ke rumah sakit. Meski
dokter telah berupaya tapi jari jari itu tak terselamatkan ,dan dokter terpaksa
memotong jari-jari dari dua tangan anak itu..
Ketika anak itu sadar dari perawatan,ia melihat tangannya di balut
dia berkata.." ayah..aku minta maaf atas mobil..tapi kapankah jari-jari ku
akan tumbuh lagi..??
Lelaki itu tertuduk lemas menyesali perbuatannya..sungguh suatu
tak termaafkan..
Diceritakan lelaki tersebut bunuh diri karena memikirkan tindakan
bodohnya..
----
Duh..sedih banget ya..? Benda yang rusak bisa di perbaiki tapi
perasaan sakit dan kecacatan tak dapat di perbaiki.
Bagaimanapun maaf lebih utama ,apa lagi untuk orang-orang tercinta
bagi kita.
Mungkin cerita yang mirip banyak terjadi disekitar kita anak
dicubit hingga mengelupas karena hanya menumpahkan segelas air dikarpet, atau
anak di pukul hingga biru hanya karena memecahkan piring..
Semoga Allah melindungi kita dari kemarahan yang merusak
kebaikan..Amin..
memang benar..kekerasan ada diman-mana...baik pada ortu thdp anak..maupun suami thdp istri..tp ad jg lho istri thdp suami.....tp bukan kekerasan fisik melainkan kekerasan hati... marah terhadap siapapun itu normal...tapi lebih tdk normal lg kl marah di depan cermin...alias marah dg diri sendiri...gak benar tuh marah dg diri sendiri..yg benar introspeksi diri. yang terpenting lg buat dinda...jgn tidak nikah dikarenakan KDRT....yaaaaaa.....sabar...jg marah....kendalikan emosiiii jg lariiii sambil duduk....
BalasHapus